Dari Ribuan, Baru 40 Siswa di Rempang yang Pindah Sekolah

menteri bahlil di rempang
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berkunjung ke SMPN 22 Batam di Rempang, Jumat (6/10/2023). Foto: AlurNews.com/Nando

AlurNews.com – Relokasi atau pergeseran yang dilakukan terhadap warga Pulau Rempang, Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, berimbas kepada nasib para peserta didik yang bersekolah di sana.

Mereka terpaksa juga ikut dipindahkan karena tempat yang mereka diami saat ini bakal dikosongkan untuk kebutuhan investasi asing. Pemerintah baik itu BP maupun Pemko Batam tengah melakukan upaya untuk mempercepat proses relokasi, termasuk ke anak sekolah.

Dari data yang diterima Alurnews dari Dinas Pendidikan (Disdik) Batam, dari lebih kurang 2.000 siswa di Rempang, baru 40 siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) yang sudah pindah.

“Saat ini anak-anak yang sudah pindah dari Rempang ke (pulau) Batam, sudah ditempatkan di seluruh sekolah yang ada di Batam. Mulai dari TK sampai SD sudah masuk. Untuk yang SMP belum masuk. Ada juga yang (pindah) ke Pulau Karas, Pulau Abang, Pulau Geranting di Belakangpadang,” kata Kadisdik Batam, Tri Wahyu, saat dihubungi, Rabu (11/10/2023).

Dilanjutkannya, dari data yang diterima dinas bahwa ada satu orang siswa TK yang pindah. Lalu, untuk 40 siswa SD yang sudah pindah, sebagian ada juga aku pindah keluar dari Batam.

“Untuk total anak yang sudah pindah ada 40 anak dengan 21 orang sekolah di Batam dan sisanya 19 orang pindah keluar Batam. Itu yang sudah melapor ke kami,” ujarnya.

Rata-rata peserta didik itu pindah mengikuti orangtuanya. Namun, kata Wahyu, diantara 2.000 siswa itu, tidak semuanya tinggal di Rempang.

“Ada juga yang tinggalnya di Pulau Batam. Ada yang tinggal di perumahan sekitar Jalan Trans Barelang,” sebutnya.

Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan tim dari BP Batam untuk mengupayakan perpindahan penduduk agar segera terkoordinir, termasuk perserta didik. Pihak dinas juga telah melakukan upaya jemput bola untuk menyegerakan perpindahan sekolah anak-anak di Rempang.

“Kami lakukan upaya jemput bola sejak awal karena jangan sampai ada anak yang enggal sekolah karena orangtuanya tidak mengetahui lokasi sekolah terdekat. Meski sudah kami infokan, tapi bisa saja mereka kebingungan akan itu. Jadi, memang koordinasi kami dengan BP Batam sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari,” pungkasnya. (Arjuna)