AlurNews.com – Sekitar 1.000 santri asal Batam dan Bintan mengikuti Kemah Silaturahmi Santri (Kemistri) di Nuvasa Bay, Batam, Minggu hingga Selasa (15-17/10/2023). Kegiatan kemah ini diadakan dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober.
Kemistri tahun ini juga melibatkan Satuan Wilayah (Satwil) Kepri Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri.
Kabid Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Riadul Afkar mengatakan Kemistri 2023 mengusung tema ‘Jihad Santri Jayalah Negeri’, peringatan HSN ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pendidik di pondok pesantren.
“Semoga kyai, ustadz dan ustadzah semakin semangat mendidik anak-anak kita dan bisa memberikan mereka ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang kokoh,” ucap Riadul, Senin (16/10/2023).
Riadul mengtakan, dalam sejarah perjuangan Indonesia, tokoh-tokoh agama dulu adalah pahlawan yang gigih melawan penjajah. Namun saat ini, perjuangan yang harus tetap diteruskan adalah mempertahankan kemerdekaan dengan menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.
“Perjuangan kita belum berakhir. Santri harus berjihad dengan berjuang belajar untuk mencari ilmu pengetahuan tentang agama, sosial dan budaya. Karena bangsa kita membutuhkan bukan hanya individu pintar, tetapi juga yang memiliki akhlak yang mulia seperti Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Selama tiga hari mengikuti Kemsteri di Nuvasa Bay, santri mengikuti berbagai perlombaan, mengikuti salat berjamaah, pengajian, menerima sosialiasi tentang bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme dari Satgaswil Kepri Densus 88 AT Polri. Selain itu, Densus 88 juga menghadirkan ex mantan Tipiter Teroris yang ada di Batam.
Kepala Satwil Kepri Densus 88 AT Polri, AKBP Muslim Nanggala menjelaskan, pada tahun 2017 wilayah Kepri masuk wilayah kerja Kasatgaswil Sumatra Densus 88 AT Polri, dua tahun setelahnya, tahun 2019, seluruh Satuan Wilayah Densus berada di seluruh provinsi, termasuk Kepri.
“Kami langsunhg di bawah Densus 88 Anti Teror Polri, jadi saya Kasatgaswil kedua. Kami sudah mulai muncul karena kami menganggap teroris itu tidak hanya ditangkap, tapi perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan,” ujarnya di hadapan para santri.
Dalam upaya melakukan pencegahan, Densus 88 AT Polri membutuhkan kerjasama dengan semua pihak. Salah satu upaya pencegahan yang telah dilakukan yaitu bekerja sama dengan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) untuk melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah.
“Dari sosialiasi mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme yang kami sampaikan, kami lombakan karya tulis siswa seperti yang sudah kami lakukan di SMAN 26 Batam, dan pada November 2023 nanti kembali kami laksanakan dengan melibatkan seluruh SMAN di Kepri bersama JMSI Kepri,” ujarnya.
Terorisme, lanjut Nanggala tidak hanya menyasar orang atau kelompok tertentu, tapi semua kalangan bisa masuk. Maka dari itu, pihaknya menganggap status kuning kepada pelajar, anak-anak lebih mudah tersisip karena dalam masa pencarian jati diri.
“Untuk itu, dengan berbagai kegiatan ini, mari kita menjaga Batam. Seperti yang bapak – ibu tahu dengan perkembangan kemajuan yang terjadi saat ini di Batam, bisa saja menjadi pintu masuk untuk jaringan terorisme,” kata dia. (red)