AlurNews.com – PT Bandara Internasional Batam (BIB) memastikan jika pengembangan Terminal II di Bandara Hang Nadim untuk penerbangan internasional segera terealisasikan.
Direktur Utama PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan bahwa proyek tersebut telah dapat lampu hijau dari berbagai pihak, termasuk Incheon International Airport Corporation (IIAC) yang menjadi salah satu pemegang saham.
“Minggu lalu CEO Incheon sudah datang ke Bandara Hang Nadim untuk melihat persiapan terakhir mengenai pengembangan Terminal II. Kalau Terminal I sudah berjalan,” kata Pikri, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga: Renovasi Pasca Kebocoran di Bandara Hang Nadim Akan Selesai April 2024
Untuk Terminal II, secara desain sudah disetujui semua pihak. IIAC juga menyetujui desain yang sudah ditetapkan yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian detail rancangan.
“Sehingga PT BIB bisa men-demolish (menghancurkan-red) kargo terminal lama karena lokasi itu tempat pembangunan Terminal II,” kata dia.
Dilanjutkan Pikri, izin dari kementerian juga sudah didapat untuk demolish kargo terminal lama. PT BIB akan segera pindahkan kargo terminal baru dan segera melakukan groundbreaking.
Mengenai waktu dimulainya pembangunan, ia menyebut belum dapat waktu yang tepat. Pasalnya harus dibicarakan dulu dengan sejumlah stakeholder termasuk juga BP Batam lantaran pembangunan Terminal II banyak melibatkan pihak lain.
“Ini yang akan kami matangkan tanggal baiknya. Kita tidak ingin kegiatan ini bernuansa politis, jangan sampai groundbreaking ini dianggap bagian dari politik tertentu,” sebut Pikri.
Setelah terminal itu jadi, maka jalur domestik juga akan pindah. Terminal I pun akan diperbaharui lagi nanti.
Di Terminal II, ada hampir 10 tempat parkir baru, termasuk garbarata. Di sana, mayoritas digunakan untuk penerbangan internasional. Terminal II juga akan digunakan untuk full service airline, sedangkan Terminal I lebih ke Low-coast Carrier (LCC) airline.
Mengenai rute penerbangan internasional, Bandara Hang Nadim telah memiliki beberapa jalur. Di antaranya tujuan Korea, Jepang, China, Thailand, hingga Hongkong.
“Termasuk juga Arab Saudi. Yang jelas Korea adalah backbone untuk internasional di kita,” kata Pikri. (Arjuna)