Jamban dari BRI, Jawab Keinginan Warga Tanjung Uma Soal Sanitasi

Suasana permukiman masyaraat pesisir Tanjung Uma. Foto: AlurNews.com/Nando

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjawab masalah terkait sanitasi yang telah lama dipikirkan warga Tanjung Uma namun tak kunjung ada solusi. Melalui program BRI Peduli, BRI membangun jamban yang layak, fasilitas yang telah lama diidam-idamkan warga.

Partahi Fernando Sirait
Batam

AlurNews.com – Perilaku buang air besar sembarangan, saat ini masih menjadi tantangan bagi Kota Batam untuk naik level sebagai Kota Sehat. Munculnya perilaku serampangan ini akibat minimnya sarana sanitasi.

Hal itu masih menjadi tugas rumah bagi Pemerintah Kota Batam, sehingga terealisasi tata kota yang baik serta masyarakat yang sehat. Tantangan ini dibenarkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid, setelah memantau langsung permukiman penduduk, Kamis (9/6/2023) lalu.

Jefridin menuturkan berdasarkan verifikasi Tim Dinas Kesehatan, masih terdapat 10.639 kepala keluarga di Kota Batam yang tidak memiliki jamban dan masih berperilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Untuk membangun puluhan ribu jamban tersebut, Pemko Batam melakukan berbagai upaya, salah satunya menjalin kerja sama dengan BRI melalui Corporate Social Responsibilty (CSR).

Akhirnya disepakatilah pembangunan 650 unit jamban. Untuk di RT 01, RW 05, Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam sebanyak 23 unit jamban akan dibangun.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada BRI yang telah mendukung Pemerintah Kota Batam dalam mewujudkan kota sehat. Insya Allah 650 unit jamban ini pembangunannya akan disebar di 12 kecamatan,” ujarnya.

Penyediaan jamban di Tanjung Uma ini memakai Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagaimana yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyediaan TTG ini merupakan solusi yang sangat tepat dan efektif. Karena memiliki daya tampung 10 tahun dengan kapasitas 6-7 anggota keluarga,” jelasnya.

Salah satu unit jamban gantung yang berada di rumah warga Tanjung Uma. Foto: AlurNews.com/Nando

Warga Tanjung Uma menyambut baik pembangunan jamban oleh BRI. Namun diskusi mengenai rencana pembangunan jamban ini sempat alot. Di satu sisi masyarakat senang karena akan memiliki sarana sanitasi yang baik. Tapi di sisi lain mereka tidak mampu menyediakan lahan yang diminta BRI untuk lokasi septik tank.

Akmal, warga RT 01 RW 05 Kelurahan Tanjung Uma, mengatakan bahwa warga telah menggunakan jamban umum sejak kecil. Ada banyak hal sebenarnya yang mengganggu, misalnya bau kotoran dan pesing saat air laut surut, hingga datangnya lalat hijau saat musim angin karena adanya kotoran manusia.

“Kami sih menyambut baik kalau memang mau dibangun toilet bersama,” kata Akmal, Jumat (8/12/2023).

Lurah Tanjung Uma, Syahril, mengatakan masyarakat menyambut baik pembangunan jamban. Namun, pihaknya sempat berdiskusi dengan BRI terkait lokasi pembangunan jamban.

Syahril menyebut rencananya BRI akan membangun satu septik tank untuk setiap 10 rumah. Lahan yang dibutuhkan seluas 3×3 meter persegi untuk setiap satu septik tank.

“Lahan itu yang tidak ada. Ini kan di pelantar. Ada lahan punya orang,” kata Syahril.

Pihak kelurahan dan warga lalu menyarankan agar jambat dibuat di bawah rumah warga. Satu rumah satu atau dua rumah satu. Toiletnya seperti bentuk cincin untuk sumur. Biayanya pun ringan.

“Kemarin itu kami sarankan dibuat biasa di bawah rumah. Satu rumah satu atau dua rumah satu. Toilet seperti bentuk cincin untuk sumur. Biayapun ringan. Mereka pun menerima saran kami. Kalau itu tidak menyiapkan tempat besar. Tinggal pasang di bawah rumah warga saja,” kata Syahril.

Dilansir laman resmi BRI, bri.co.id diketahui jika BRI turut melaksanakan program CSR terutama melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan yang dikenal dengan nama BRI Peduli.

Seorang warga menggunakan jamban dari BRI Peduli di Tanjung Uma untuk buang air kecil. Foto: AlurNews.com/Nando

Pada pelaksanaannya program BRI Peduli fokus pada tiga pilar, yakni pilar sosial, pilar ekonomi dan pilar lingkungan. Pada pilar sosial, program ini menyasar pada pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas secara adil dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Pada pilar ekonomi, BRI Peduli memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui peluang usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur, energi bersih dan kemitraan.

Terakhir pada pilar lingkungan, program BRI Peduli mengutamakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan.

Sejumlah program BRI Peduli yang sudah berjalan di antaranya adalah menyalurkan bantuan air bersih ke beberapa wilayah Indonesia seperti Kabupaten Tuban serta Kabupaten Temanggung yang mengalami kekeringan panjang sebagai bagian pilar sosial.

Kemudian juga ada penyaluran bantuan program sertifikasi halal kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga menyalurkan bantuan pengadaan alat pengering gabah untuk kelompok tani sebagai bagian dari pilar ekonomi.

Selain itu juga melaksanakan penanaman ribuan bibit pohon, menggalakkan gerakan menanam holtikultura di lahan sempit hingga menjalankan gerakan anti sampah sebagai bagian pilar lingkungan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan sejumlah program CSR BRI Peduli yang digulirkan ini juga masih dalam rangkaian 128 tahun BRI tumbuh hebat dan kuat.

“Mengawali perayaan hari jadi BRI yang jatuh setiap tanggal 16 Desember nanti, BRI mengusung tema kuat dan hebat. Tema tersebut tak lepas dari perjalanan panjang BRI yang terus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan untuk membuat BRI semakin kuat dan hebat dalam memberi makna Indonesia,” ujarnya.

***

Baca Juga: Jefridin Serahkan Bantuan Bedah Rumah untuk Warga Tanjung Gundap