Azzuri Snack, UMKM Batam yang Bertahan dari Badai Pandemi Covid-19

azzuri snack umkm batam
Owner Azzuri Snack Mariani (tengah) memperlihatkan produk camilan yang dipasarkannya. Foto: AlurNews.com/Nando

AlurNews.com – Badai pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia hingga 2022 silam menghantam banyak sektor perekonomian terutama UMKM, mereka akhirnya terpaksa gulung tikar.

Azzuri Snack turut merasakan beratnya bertahan di masa pandemi. Azzuri Snack merupakan salah satu UMKM lokal Batam, Kepulauan Riau yang telah dibesarkan dari tangan Mariani (43) sejak tahun 2010.

Selama Covid-19 berlangsung, Mariani mengaku selalu memutar otak untuk dapat bertahan. Di tengah pembatasan aktivitas dan pembatalan sejumlah event UMKM, yang membuat pendapatannya jauh berkurang.

Baca Juga: Ansar Ajak Pelaku UMKM Ramaikan Bazar Kemilau Kampoeng Ramadan

“Pandemi sempat mau mati suri, selain transaksi langsung berkurang. Serta banyak event yang batal, ditambah pusat oleh-oleh semakin berkurang,” terangnya, Rabu (13/3/2024).

Pada masa pandemi ini, Mariani mengaku memilih untuk berjualan dengan membuka toko sendiri di rumahnya yang berada di kawasan Bengkong.

Hal ini dimulai dari pengajuan pendanaan Kupedes BRI, yang sebelumnya telah diajukan pada 2019 lalu. Pada awal 2020, pemerintah telah mengumumkan mengenai status Covid-19 yang berstatus pandemi global.

“Akhir tahun 2019 lah, akhirnya saya pinjam dana ke BRI. Cuma saat itu jatah untuk KUR sudah habis, yang ada itu Kupedes. Ya sudahlah namanya butuh, ya saya ambillah. Kami ambil Rp 50 juta saat itu, mulailah saya rombak halaman rumah buat jadi toko,” lanjutnya.

Berdasarkan modal yang didapat, Azzuri yang juga merupakan salah satu UMKM binaan BRI ini hingga kini terus berkembang, ditambah kini pihaknya menghadirkan variasi cake, yang lahir di masa pandemi.

Dengan variasi ini, Mariani mengaku dapat tetap mempertahankan para pekerja yang notabene merupakan warga di sekitar rumahnya.

“Namun ada yang berubah job desk. Sejak pandemi kami jadi memiliki kurir yang mengantar pesanan,” paparnya.

Saat pandemi, Ia mengaku harus melek teknologi dalam hal pemasaran. Kondisi ini akhirnya membuat strateginya berubah dan aktif berjualan melalui sejumlah platform media sosial.

“Apabila mengingat lagi, adanya bantuan dari BRI dan pola strategi pemasaranlah yang membuat saya bisa bertahan hingga sekarang,” tuturnya. (Nando)