Pertanyakan Perubahan ROW Jalan, Ketua DPRD Batam Sambangi Kampung Tembesi Tower

“Kemarin sebenarnya sudah ada surat sosialisasi ROW jalan, ada perubahan RDTR, karena disampaikan di wilayah Tembesi Tower termasuk wilayah Industri, kalau iya karena wilayah industri harusnya dari kawasan Panbil harusnya sama,” imbuhnya.

Disinggung pembahasan RDP yang terakhir, Fahrudin menyampaikan bahwa seluruhnya dibahas dan dibuka dal rapat tersebut.

“RDP dibahas dan kita buka semua, ternyata tidak sinkron BP Batam dan Pemko Batam. Di BP Batam ROW 100 meter, dari ketua DPRD mengatakan untuk SP 1 segera dicabut, setelah lebaran malah turun SP 2. Artinya apa? yang menjadi rekomendasi dari DPRD tidak diindahkan sebab adanya SP 2,” Imbuhnya.

Ia mengatakan pada 22 April 2024, warga yang bertempat tinggal lebih dari ROW 100 juga mendapatkan SP 2, untuk segera mengosongkan lahan.

Dalam Surat Peringatan Kedua yang diterima sejumlah warga mengatakan bahwa kepada saudara yang bertempat tinggal untuk segera membongkar bangunan terhitung dari 23 April 2024 hingga 25 April 2024, yang ditandatangani Kasatpol PP Imam Tohari.

Suat Tambunan selaku warga setempat mengaku kecewa akan adanya penambahan lebar wilayah untuk pelebaran jalan.

“Kalau ROW 100 rumah saya tak terdampak, tapi ini 150 rumah saya kena, saya sedih harus bagaimana lagi. Anak saya 3, rumah yang saya bangun dan saya sudah tinggal di situ puluhan tahun. Ini tiba-tiba saja mau dibongkar,” katanya.

Ia tampak sedih dan berharap mendapatkan solusi dari pemerintah.

“Kami menerima pelebaran jalan, tapi yang kami pertanyakan apa alasannya di tempat kami ada penambahan sampai 150 meter, kami tanya alasannya penambahan katanya mau dibuat pejalan kaki dan jalan sepeda,” ujarnya.

Masih Ketua RW 016, selain masalah pelebaran jalan, banjir juga dialami warganya selama 6 bulan terakhir belakangan.

“Sekarang warga Tembesi Tower memang lagi diuji, kita tahu bahwa banjir itu setiap kali sering terjadi. Diduga banjir itu datang akibat dari dampak pembangunan perusahaan sebelah, ini tentu saja keluhan yang dirasakan warga sebab saat hujan turun membuat warga tidak nyaman dan tidur tidak nyenyak,” ujar Fahrudin.

Dirinya sebagai Ketua RW turut prihatin akan apa yang dirasakan warganya, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi keresahan warga.

“Upaya yang kami lakukan, sementara kita carikan tempat yang lebih tinggi, karena menghindari kalu sewaktu-waktu hujan. Upaya ke pemerintah sudah ke pemerintahan, ke kecamatan, ke DLH, tentu saja kita ke kelurahan dan camat juga, dan sampai saat ini dampak banjir masih dirasakan, harapan kita, pemerintah tidak tutup mata,” tuturnya.

Selain permasalahan keselamatan, masalah kesehatan juga sekarang menjadi momok menakutkan, pasalnya banyak warga yang mengeluh mudah sakit akibat cuaca dan kondisi rumahnya yang sering banjir. (Nando)