AlurNews.com – berada di level Rp15.939 per dolar AS setelah sebelumnya beberapa waktu lalu mencapai di atas Rp16.000.
Dalam perbandingan dengan mata uang global, rupiah menunjukkan kekuatan relatif. Berdasarkan sumber yang sama, mata uang Garuda mengalami apresiasi terhadap dolar Australia (0,24%), euro (0,04%), dan poundsterling (0,04%).
Namun, kinerja rupiah lebih bervariasi saat dibandingkan dengan mata uang Asia. Rupiah mengalami penguatan terhadap lima mata uang, kenaikan pada dua mata uang, dan penurunan terhadap satu mata uang Asia.
Rupiah stagnan terhadap yuan, sementara menguat terhadap dolar Hong Kong (0,05%) dan dolar Taiwan (0,40%). Namun, rupiah melemah terhadap yen (-0,42%), won (-0,51%), ringgit (-0,65%), dolar Singapura (-0,07%), dan baht (-0,62%).
Penguatan rupiah pada hari itu, Kamis (15/5/2024), masih didorong oleh data inflasi konsumen AS yang sesuai ekspektasi yang dirilis pada Rabu malam.
Inflasi harga konsumen AS mencapai 3,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2024, sesuai dengan perkiraan konsensus Trading Economics sebesar 3,4%. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan inflasi pada Maret 2024 sebesar 3,5%.
Secara bulanan, inflasi AS mencapai 0,3% pada April 2024, menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan angka pada Maret yang mencapai 0,4%. (es)
