Romo Paschal Kritik Aparat dan Pihak Berwenang Terkait Human Trafficking di Batam

Aktivis HAM Kota Batam, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus saat berbicara sebagai narasumber agenda Penyuluhan Kepaspadaan Dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan tantangan ATHB di wilayah Kecamatan Nongsa, Senin (27/6/2022). (Foto: AlurNews.com)

AlurNews.com – Sebanyak 16 PMI non prosedural ditinggalkan tekong di pulau kosong yang berada di Pulau Ngenang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Belasan pekerja yang berasal dari NTB hingga Lombok itu ditemukan oleh aparat Lantamal IV Batam. Kejadian itu menunjukkan, Batam masih jadi jalur primadona penyelundupan manusia.

Aktivis HAM, Chrisanctus Paschalis Saturunus yang akrab disapa Romo Paschal angkat bicara. Baginya kasus human trafficking merupakan kejahatan kemanusiaan yang harusnya disikapi dengan hati nurani.

Baca Juga: PMI Non Prosedural Dibuang Tekong di Pulau Kosong Sudah Bayar Jutaan Rupiah

“Saya pribadi sangat sedih melihat video dan foto tentang kejadian dini hari lalu, dan sangat prihatin tentu dengan kejadian yang terus berulang,” katanya, Rabu (22/5/2024).

Pria yang akrab disapa Romo Paschal itu mengatakan, aparat harus tegas dan menangkap siapa dalam di balik semua itu. Polisi juga diminta jangan setengah hati menindak dan mengungkap pelaku kejahatan kemanusiaan.

“Mereka masyarakat sederhana. Mereka pasti tidak punya informasi yang lengkap. Dalam pikiran mereka, mereka lah yang salah dan karena itu pasti takut bertemu orang,” ujarnya.

Menurut dia, aparat selama ini tidak pernah serius dalam mengusut persoalan itu. Para pelaku juga tidak dipidanakan selayaknya.

Pekerja non prosedural merupakan korban. Sistem tata kelola carut marut, membuat tindak kejahatan serupa terus berulang.

Kemudian, di sisi lain, ia juga menyentil soal pihak-pihak yang berwenang di laut. Pun belum ada tindakan dari yang dimaksud dalam penegakkan hukum maupun melakukan pencegahan atas pengiriman pekerja ilegal.

“Padahal di Batam ini banyak yang menguasai laut, kan. Nggak usah saya sebutlah, semua merasa diri punya laut, tapi untuk membersihkan laut ini dari sampah kemanusiaan sampai saat ini belum tuntas,” pungkasnya. (Arjuna)