Kelompok Tani Natuna dan BRGM Tandatangani Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Mangrove

Kelompok Tani Natuta dan BRGM Tandatangani Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Mangrove di Hotel Natuna Dive Resort, Sepempang, Selasa (28/5/2024). (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Menindaklanjuti pengesahan dokumen rancangan penanaman mangrove tahun 2024 serta monitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan tanaman hasil rehabilitasi mangrove tahun 2023, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kontrak Swakelola (PKS) Tipe IV kegiatan penanaman mangrove (P-o) dan kegiatan pemeliharaan tanaman mangrove tahun pertama (P-1) dengan kelompok masyarakat yang memenuhi kriteria keberhasilan.

Penandatanganan PKS oleh BRGM untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman mangrove, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga lingkungan dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) Nasional secara berkelanjutan. Pelaksanaan acara tersebut digelar di Hotel Natuna Dive Resort, Sepempang, Selasa (28/5/2024).

Kepala Sub Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove BRGM, Mustafa Ahmad mengatakan pentingnya fungsi dan manfaat mangrove dalam menjaga ekosistem laut, mendukung ekonomi lokal, dan melindungi wilayah pesisir dari abrasi dan bencana alam.

Ia juga menjelaskan dengan memahami manfaat ekologis, ekonomis, dan geopolitik dari mangrove, diharapkan masyarakat dan semua pihak terkait dapat mendukung upaya rehabilitasi mangrove ini.

“Fungsi dan manfaat mangrove ada tiga yang terdiri dari Biofisik yakni mencegah abrasi, erosi, badai angin laut, meredam gelombang tsunami, tempat berkembang biaknya biota laut dan menghasilkan bahan makanan bagi plankton,” jelas Mustafa.

Tahapan rehabilitasi mangrove yang dijelaskan oleh Mustafa, mulai dari perencanaan hingga keberlanjutan, juga menunjukkan pendekatan yang komprehensif dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove.

Luas hutan mangrove di Kabupaten Natuna yang disebutkan juga menjadi gambaran pentingnya upaya rehabilitasi mangrove di wilayah perbatasan.

“Dari segi Geopolitik, mangrove mempertahankan titik terluar batas laut teritorial (Zona Ekonomi Ekslusif), mempertahankan batas wilayah dan SDA nasional, mendukung pertahanan nasional dan menjaga kedaulatan wilayah pesisir,”

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan mampu memperkuat keberlangsungan hidup ekosistem mangrove, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam di daerah tersebut.

“Semoga upaya rehabilitasi mangrove ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Hadir berbagai pihak terkait dalam acara tersebut, seperti TNI/Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat, menunjukkan kerjasama yang baik dalam upaya rehabilitasi mangrove. (Fadli)