AlurNews.com – Dinas Pariwisata Provinsi Kepri melihat potensi turunnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) setelah naiknya tarif yang diberlakukan operator kapal feri Internasional saat ini.
“Sepertinya saat ini paling terasa turunnya kunjungan wisman dari Singapura. Hal ini karena biaya untuk masuk ke Kepri sangat tinggi,” papar Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti, Rabu (12/6/2024).
Selain faktor biaya perjalanan, salah satu faktor lain yang dianggap memberatkan adalah biaya dalam pengurusan Visa on Arrival (VOA).
Baca Juga: Kepri Targetkan 3 Juta Wisman di 2024, Sebanyak 2,3 Juta Masuk lewat Batam
Hal ini kemudian membuat Kepri kurang dapat bersaing dalam kunjungan pariwisata. Fenomena ini berbanding terbalik dengan persaingan di negara tetangga yang semakin kompetitif dalam meraup cuan dari turis.
“Dari sisi Keimigrasian, hari ini sudah tersedia jenis visa singkat untuk Kepri. namun terkait besaran tarifnya, sampai saat ini belum juga turun,” lanjutnya.
Ditanyakan perihal target kunjungan wisman ke Kepri sebanyak 3 juta kunjungan pada 2024, Guntur mengaku optimistis angka kunjungan wisman tersebut dapat tercapai.
“Karena ini merupakan target indikator capaian kinerja atau KPI antara Kemenparekraf RI dan Pemerintah Kepri. Pak Sandi ingin memberi effort untuk melakukan relaksasi kebijakan di bidang Visa on Arrival (VoA). Maka pada 10 Januari lalu, diperjuangkan permintaan PNBP untuk visa yang sudah disetujui oleh Kemenkuham,” terangnya.
Namun, kata Guntur, Kemenkumham hingga saat ini belum mengeluarkan relaksasi kebijakan tersebut. Menurutnya, jika relaksasi tarif VoA tersebut sudah dikeluarkan, maka dapat menjadi insentif untuk menarik angka kunjungan wisman.
“Menparekraf sudah bersurat kepada Kemenkumham perihal besaran tarif izin tinggal kunjungan untuk jangka waktu paling lama 7 hari atau sebesar 10 USD atau sekitar Rp150 ribu sebagaimana yang pernah berlaku pada tahun 2011 lalu,” terangnya. (Nando)