AlurNews.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Tanjungpinang menyelenggarakan pelatihan kuliner dasar yang diikuti oleh 60 perempuan.
Para peserta terdiri dari perempuan kepala keluarga, penopang ekonomi keluarga, penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), serta perempuan berpotensi.
Kegiatan berlangsung di Rumah Perempuan Mandiri Raja Hamidah, Jalan Sumatera, Tanjungpinang, mulai dari 27 Mei hingga 27 Juni.
Selama pelatihan, para peserta tidak hanya diajarkan teknik praktik kuliner, tetapi juga mendapatkan materi teori tentang pengembangan kewirausahaan, pemetaan bisnis, motivasi, dan permodalan.
Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto, menyatakan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberdayakan perempuan, khususnya mereka yang menjadi penopang ekonomi keluarga.
Para peserta pelatihan ini, telah melalui dua tahapan seleksi, yakni seleksi administrasi dan wawancara, untuk memastikan mereka yang terpilih benar-benar memiliki kebutuhan dan potensi untuk berkembang.
“Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi awal bagi para peserta untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka. Kami akan terus mendukung dan memberikan pendampingan kepada mereka,” ujar Bambang, Kamis (27/6/2024).
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi peserta. “Mudah-mudahan pelatihan ini menjadi penggerak bagi ibu-ibu untuk memulai usaha,” ujarnya.
Zulhidayat juga berpesan agar peserta tidak hanya berhenti pada penerimaan sertifikat, tetapi juga mengaplikasikan ilmu yang didapatkan untuk usahanya.
“Saya berharap, suatu saat bisa bertemu ibu-ibu alumni pelatihan ini yang sudah sukses sebagai juragan kuliner. Tetap semangat menjadi pengusaha. Jangan takut ambil risiko, harus berani,” pesan Zulhidayat.
Pemko Tanjungpinang juga akan berikhtiar membantu memfasilitasi penjualan ibu-ibu melalui bazar, legalitas usaha dengan penerbitan NIB gratis, serta fasilitasi akses permodalan melalui kerja sama dengan lembaga perbankan tanpa agunan.
Sinta (42), salah satu peserta pelatihan, merasakan manfaat besar dari pelatihan ini. Ia mengaku selama ini belum pernah mengikuti pelatihan seperti ini.
“Saya baru mau memulai usaha. Banyak ilmu yang kami dapat di sini, baik tentang strategi pemasaran, pengolahan bahan-bahan, hingga mendapatkan permodalan. Ini memberi saya ide dan motivasi untuk membuka usaha kuliner,” ucap Sinta.
“Melalui kegiatan ini, tentu akan dapat menambah ekonomi keluarga saya. Kami berharap, pelatihan ini tidak berhenti di sini saja, tapi berkelanjutan,” harapnya. (red)