AlurNews.com, Batam – Seorang pria berusia 23 tahun, yang menjadi korban bunuh diri setelah melompat dari Jembatan I Barelang, Batam, sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu (30/6/2024) dinihari. Ditemukan di wilayah perairan Pulau Akah, yang berjarak kurang lebih 1,6 mil dari lokasi kejadian.
Kepala Basarnas Tanjungpinang, Slamet Riyadi menjelaskan korban sendiri ditemukan sekitar pukul 16.20 WIB, Minggu (30/6/2024) sore dan kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, korban diketahui bernama Yefta Handrido Surbekti.
“Status korban saat ditemukan dinyatakan telah meninggal dunia. Kini jenasah korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri,” ujarnya.
Adapun peristiwa ini awalnya dilaporkan oleh masyarakat yang melihat gerak-gerik korban saat bersantai di area Jembatan 1 Barelang sekitar pukul 01.30 WIB, Minggu (30/6/2024) dinihari.
Menurut pengakuan saksi, saat itu Korban saat itu duduk diatas jembatan sendiri sambil bermain handphone, beberapa kali korban terlihat memegang kepalanya sambil berdiri di luar pagar Jembatan 1 Barelang selama lebih kurang 30 menit.
“Korban kemudian langsung melompat terjun ke laut di bawah Jembatan 1 Barelang,” lanjutnya.
Identitas korban sendiri baru diketahui dari keterangan saksi yang juga merupakan salah satu teman dekat korban. Korban diduga tengah dihimpit masalah ekonomi, dikarenakan sudah enam bulan tidak memiliki pekerjaan.
Saksi sendiri menyebut terakhir kali bertemu korban pada, Jumat (28/6/2024) lalu di salah satu rumah kost yang berada di Sungai Panas, Batam Kota. Dalam pertemuan ini, korban disebut sempat berpamitan keluar, namum tidak kembali.
Selang beberapa waktu, korban juga disebut mengirimkan sebuah pesan singkat yang meminta saksi untuk menitipkan salam kepada rekan-rekannya.
“Selain masalah ekonomi, saksi menyebut korban sempat menceritakan kondisi orangtuanya yang tengah sakit. Saksi sendiri mengetahui identitas korban, berawal dari foto yang semoat dirilis oleh media massa. Saksi mengenal jam tangan yang kerap dipakai korban selama setahun belakangan,” ujarnya.