AlurNews.com – Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid memaparkan cara menangani sampah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Ia menegaskan penanganan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup (DLH), melainkan seluruh masyarakat.
Langkah pertama, Pemerintah Kota (Pemko) Batam mengajak masyarakat memilah sampah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis. Sebagai upaya mengurangi volume sampah di wilayah setempat.
Sampah-sampah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis bisa dijual di bank sampah yang dikelola oleh DLH.
“Salah satunya yang kita laksanakan adalah kita coba mengurangi volume sampah hingga 30 persen,” ujar Jefridin, Jumat (9/8/2024).
Langkah kedua, pihaknya juga meminta dan mengajak kepada seluruh rumah tangga agar dapat mengelola sampah rumah dari sisa makanan, sayur mayur, maupun sisa-sisa perut ikan untuk menghasilkan kompos skala rumah tangga menjadi pupuk.
“Pupuk ini gunanya ada, nanti ada hubungannya dengan inflasi. Dan dengan pupuk ini nanti bisa tanam cabai dan sayur mayur di pot. Dua komoditas itu masuk dalam unsur yang menyumbang inflasi,” katanya.
Menurutnya langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi volume sampah untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dalam rangka menjaga usia tempat pembuangan sampah itu.
Berdasarkan kajian, diperkirakan rata-rata orang di Indonesia menghasilkan sampah lebih kurang sebanyak 0,7 hingga 0,9 kilogram per hari. Jika penduduk di Kota Batam saja berjumlah lebih kurang 1,3 juta jiwa, maka dalam sehari masyarakat Batam menghasilkan hingga lebih kurang 1.000 ton sampah.
Ia menanambahkan Pemko Batam akan menganggarkan penambahan armada angkutan sampah pada tahun 2025. Mengingat beberapa armada pengangkut sampah saat ini ada beberapa yang sudah tidak layak dipakai.
“Kita anggarkan, DPRD juga setuju di tahun 2025 kita anggarkan untuk beberapa kontainer dan truk sampah. DLH juga sudah pernah usulkan, tapi balik lagi, uangnya yang belum mencukupi,” katanya. (Roma)