AlurNews.com – Pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam periode 2024-2029 telah berlangsung. Pelantikan tersebut menyisakan beberapa catatan dan pesan dari para politisi yang tidak terpilih kembali.
Di antaranya dua mantan anggota DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho dari PDI P dan Rohaizat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya tampak berbagi pandangan mereka tentang tantangan dan pencapaian selama menjabat.
Udin P Sihaloho telah melayani sebagai anggota DPRD sejak 2009. Ia menekankan pentingnya perbaikan sistem perekrutan tenaga kerja dan pendidikan di Batam.
Ia juga menyoroti tingginya tingkat pengangguran yang mengkhawatirkan dan mencatat adanya kebijakan yang tidak memadai dalam penempatan tenaga kerja.
“Banyak perusahaan menetapkan syarat yang tidak realistis untuk pelamar, seperti tinggi badan dan usia,” tutur pria yang memiliki 4 orang anak ini, Senin (2/9/2024).
Selain itu, Udin juga mengkritik kurangnya dalam sistem pendidikan, terutama untuk lulusan SMP yang tidak tertampung di SMA negeri.
“Perlunya komunikasi yang baik dari Dinas Pendidikan juga pihak sekolah swasta agar persoalan ini benar-benar diatasi secara optimal ke depannya,” ujarnya.
Meskipun ada tantangan tersebut, Udin mengapresiasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Batam, yang menurutnya tidak terpengaruh secara signifikan oleh pandemi Covid-19.
“Peningkatan PAD ini berkat keistimewaan Batam yang dekat dengan negara tetangga, dan hasilnya sepenuhnya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pelayanan,” katanya.
Secara pribadi ia mengungkapkan tetap menjadi kontrol sosial masyarakat atas kebijakan pemerintah daerah. Kedua politisi ini menyatakan bahwa kontribusi mereka selama menjabat akan terus menjadi acuan dalam memantau dan memberi masukan terhadap kebijakan pemerintah daerah ke depan.
Sementara itu, Rohaizat, yang menjabat di DPRD Batam sejak 2014 hingga 2024, mengungkapkan keprihatinan terkait maraknya politik uang yang semakin mendominasi proses pemilihan umum.
Menurutnya, meski ia dan timnya bekerja tanpa mengandalkan politik uang, keberhasilan mereka dalam kinerja tidak selalu menjamin keterpilihan di mata masyarakat.
“Saya alhamdulillah tidak menggunakan politik uang karena saya bekerja berdasarkan kinerja,” katanya.
Rohaizat juga mencatat meskipun ada beberapa pencapaian selama masa jabatannya di komisi III, seperti penanganan banjir dan persampahan, masih banyak yang harus diperbaiki, terutama terkait anggaran yang terbatas dan fokus Pemko Batam pada infrastruktur jalan.
“Banyak yang sudah dicapai tetapi ada juga yang masih belum tercapai, terutama untuk Kota Batam ialah persoalan penanganan banjir dan persampahan. Kami sudah berupaya maksimal tetapi kan karena anggaran terbatas dan ada prioritas dari Pemko Batam untuk pembangunan,” katanya.
Secara personal ia melihat penanganan pengelolaan persampahan di Kota Batam yang minim sehingga armada pengangkut sampah sangat tidak layak untuk beroperasi.
“Kami sudah mendorong tetapi Pemko Batam masih fokus kepada infastrukrur jalan dan sebagainya jadi anggaran untuk kebersihan dipangkas,” ujarnya.
Sementara itu untuk capaian di dapil Lubuk Baja dan Batam Kota mengenai pembangunan dan kesehatan sudah dilaksanakan secara optimal.
“Saya rasa kontribusi ini sudah dirasakan oleh masyarakat dan semoga bisa terus membaik di periode selanjutnya,” ujarnya.
Perihal untuk maju kembali di Pemilihan Legislatif (Pileg) periode selanjutnya ia menyikapi bahwa hal tersebut merupakan keputusan dari partai dan juga dorongan dari masyarakat.
“Insyallah jika memang diamanahkan untuk maju saya siap karena respon warga dinilai sangat baik dengan kinerja kita selama menjabat anggota DPRD Batam lalu,” ujarnya.
Keduanya juga terbuka terhadap kemungkinan untuk kembali maju dalam pemilihan legislatif mendatang, dengan harapan dapat terus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Batam. (roma)