AlurNews.com – Kebutuhan ikan tawar di kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tidak kurang dari 5 ton per hari. Demikian hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Cicik Kurniati.
Dalam mendukung peningkatan hasil produksi budidaya ikan air tawar, Diskan Kota telah menginisiasi sistem bioflok dengan bantuan APBD guna meningkatkan kapasitas budidaya tanpa mengubah kontur tanah. Adapun hasil produksi budidaya ikan tawar terbesar saat ini yaitu lele, patin, nila, gurame, bawal tawar, dan mujair.
Ia melanjutkan pada tahun ini, 79 unit peralatan bioflok telah disalurkan kepada kelompok ataupun pengelola budidaya ikan air tawar.
“Kami juga merencanakan penambahan lebih dari 100 unit pada tahun 2025 mendatang,” ujarnya.
Secara keseluruhan Cicik menyampaikan terdapat tiga jenis budidaya ikan yang dikembangkan di Batam. Seperti budidaya ikan air laut, ikan air tawar, ikan air payau.
“Tergantung jenisnya, kalau ikan tawar untuk konsumsi Kota Batam. Ikan air laut itu yang sebagian besar diekspor, juga untuk kebutuhan resto di Batam. Tapi untuk yang air payau itu juga lebih lebih dari 70 persen diekspor, salah satunya udang,” ujar Cicik.
Sementara untuk hasil budidaya ikan laut, ikan air tawar dan ikan air payau mencapai 5.000 ton pada Januari-Juni 2024.
“Kalau produksi ikan air tawar setiap bulan itu tidak kurang dari 200 ton di Batam. Kalau ikan air laut justru di bawah ikan air tawar, karena laut itu panennya lama, masa pemeliharaannya lama. Ikan air tawar tiga bulan saja sudah bisa panen sehingga produksinya bisa lebih banyak dibanding laut,” katanya. (roma)