AlurNews.com – Warga Kecamatan Bengkong menyerbu operasi pasar yang digelar Disperindag Kota Batam, Senin (16/9/2024) pagi. Pantauan di lokasi, warga tampak sudah mulai memenuhi lokasi operasi pasar sejak pukul 07.00 WIB.
Parsiah salah satu warga Bengkong mengaku harus merelakan waktu liburnya hanya untuk dapat membeli dua tabung gas 3 kilogram di operasi pasar ini.
Tindakan ini dilakukan Parsiah, agar istrinya dapat memasak makanan bagi keluarga. Dengan memegang dia tabung gas miliknya, Parsiah tampak sabar berada di antrian sembari menunggu kedatangan mobil pengangkut gas 3 kilogram ke area operasi pasar.
“Biar isteri senang mas, gak apa-apalah saya luangkan waktu libur saja ngantri disini. Tapi udah habis pula ya kuotanya, tadi kami dengar masih ada mobil lain yang akan bawa kuota selebihnya,” ujarnya, Senin (16/9/2024).
Sembari tetap berpanas ria di tengah antrian, Parsiah meminta Pemerintah Daerah mengontrol oknum agen pangkalan yang dianggap memainkan kuota gas yang ditujukan bagi masyarakat.
Hal ini dilontarkan nya mengingat stok kuota gas 3 kilogram yang kini bisa mudah didapatkan di para pengecer.
“Tapi harga jualnya itu mas, bisa sampai Rp40 ribu atau dijual Rp37 ribu per tabung. Jadi malas beli sebenarnya, tolonglah Pemkot bekerja mengawasi kuota di pangkalan kalau ada yang mainkan kuota,” tegasnya.
Terpisah, Mona salah satu warga Bengkong Nusantara, mulai mengantri sejak pagi hanya untuk bisa mendapat satu tabung gas untuk digunakan memasak hidangan untuk keluarga.
Memanfaatkan waktu libur untuk bisa membeli satu tabung gas saja, sudah sangat berarti baginya. Terutama di tengah kekosongan gas 3 kilogram, yang telah dirasakannya kurun waktu satu bulan.
“Sudah hampir sebulan ini saya bolak-balik ke pangkalan dekat rumah, selalu pemberitahuan nya gas kosong. Saya bahkan mencari sampai ke arah Pasar Aku Tahu sama saja,” ujarnya ditemui di Kantor Kecamatan Bengkong Kota Batam, Senin (16/9/2024).
Tidak hanya kekosongan gas di pangkalan, Mona juga sempat bercerita harus membayar Rp40 ribu untuk satu tabung gas, yang akhirnya dia beli di warung pinggir jalan.
Harga jual yang tinggi ini, disinyalir dikarenakan kekosongan kuota baik di agen pangkalan, maupun di beberapa minimarket yang ada di daerah kediamannya.
“Sekitar lebih seminggu lalu, saya akhirnya beli gas dengan harga Rp40 ribu di pengecer. Kok bisa ya di pangkalan kosong, namun pengecer ada kuotanya,” tanya Mona. (Nando)