AlurNews.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Batam menghentikan penyelidikan terhadap laporan dugaan pelecehan verbal yang dilakukan calon Wakil Wali Kota Batam nomor urut satu, Hardi Selamat Hood.
Komisioner Bawaslu Batam Zainal Abidin menyebut alasan penghentian laporan tersebut adalah karena peristiwa tersebut terjadi sebelum masa kampanye, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.
Laporan terkait dugaan pelecehan verbal atau penghinaan tersebut dinilai tidak relevan, karena kejadian berlangsung pada 24 September 2024, sementara masa kampanye baru dimulai pada 25 September 2024.
“Tidak penuhi unsur dalam pasal pemilihan,” ujar Abidin melalui sambungan telepon, Jumat (4/10/2024) malam.
Salah satu alasan lain terkait kegiatan yang diselenggarakan tidak berkaitan dengan masa kampanye. Kegiatan yang dimaksud merupakan deklarasi damai, yang dihadiri seluruh jajaran Forkopimda Batam.
“Kegiatan tersebut merupakan kegiatan deklarasi pemilu damai yang dihadiri seluruh Forkompinda. Kami hentikan, tidak memenuhi unsur,” ujarnya.
Selama tahapan kampanye, Bawaslu telah menerima empat laporan soal dugaan pelanggaran kampanye. Tiga laporan telah dihentikan dan satu laporan masih diproses.
“Laporan yang tidak diteruskan sudah ada tiga. Pertama soal netralitas ASN, kedua juga terkait netralitas ASN dan ketiga yang baru kita hentikan yakni penghinaan,” ujarnya.
Sebelumnya, dugaan pelecehan verbal calon Wakil Wali Kota Batam nomor urut satu, Hardi Selamat Hood terhadap calon wakil wali kota Batam nomor urut dua, Li Claudia Chandra mencuat setelah Aliansi Praktisi Hukum & Masyarakat Peduli (Ahli) Batam melaporkannya.
Dalam laporan itu disebutkan kalimat yang diucapkan Hardi, dinilai terkesan melecehkan. Laporan tersebut resmi dibuat, Jumat (27/9/2024) lalu ke Bawaslu Batam.
Laporan tersebut kemudian diproses Bawaslu Batam. Pada oroses klarifikasi, Bawaslu menghadirkan calon Wakil Wali kota Batam Hardi Selamat Hood dan Li Claudia. (Nando)
