AlurNews.com – Calon Wali Kota Batam nomor urut satu, Nuryanto melihat pentingnya mempertahankan makna Madani bagi Kota Batam. Selain penghargaan bagi para wali kota terdahulu, makna Madani juga disebut terinspirasi dari perjalanan kepemimpinan Nabi Muhammad.
Nuryanto bahkan melihat, demi terciptanya Batam sebagai kota yang dapat merasakan keadilan dan kemakmuran, maka makna Madani Kota Batam perlu dibarengi dengan bahasa adil, makmur, berbudaya dan sejahtera.
“Sesuatu yang baik itu harus diteruskan. Kalau ada yang kurang sempurna bersama akan kita sempurnakan,” ujar Nuryanto, Jumat (25/10/2024).
Terkait inspirasi Madani yang datang dari perjalanan Rasulullah, Nuryanto menjelaskan hal ini diketahui nya berdasarkan cerita wali kota periode 2001-2005, Nyat Kadir. Kata Madani dianggap merupakan wujud dari perdamaian antar kaum Anshar dan Muhajirin.
Kaum Anshar yang merupakan sahabat Rasulullah, merupakan warga asli yang bermukim di Kota Madinah. Sementara, kaum Muhajirin merupakan sebutan bagi pengikut Nabi Muhammad yang hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Akan tetapi kedua kaum itu bisa hidup berdampingan dan rukun saat kepemimpinan Rasulullah di kota Madinah. Saat beliau masih hidup, beliau selalu bercerita pola kepemimpinan itu. Dan itu sangat cocok diterapkan di kota Batam,” lanjutnya.
Berpedoman dengan hal ini, Nuryanto berharap gaya kepemimpinan Nabi Muhammad dapat membawa Batam semakin maju dari saat ini. Terutama saat ini, secara persentase Batam dihuni hampir 80 persen warga pendatang.
Berangkat dari situ Cak Nur melanjutkan, Kota Batam yang penduduknya dihuni 20 persen masyarakat Melayu atau penduduk asli dan 80 persennya adalah masyarakat pendatang.
Nuryanto menegaskan komitmennya menjadikan Batam sebagai Bandar Dunia Madani dengan program 5M, yang mencakup kemudahan bekerja, bersekolah, berusaha, berobat, dan beribadah.
Posisi strategis Batam di Selat Malaka, yang bertetangga dengan Singapura dan Malaysia, membawa keuntungan tersendiri sehingga membuat kota ini mampu bersaing di berbagai sektor.
“Kami yakin Batam bisa mencapai standar internasional, baik dari infrastruktur, pelayanan, hingga SDM. Budaya Melayu akan menjadi payung keberagaman budaya Nusantara yang ada di Batam, menjadikannya daya tarik tersendiri,” terangnya. (Nando)