Kritik Pengelolaan Sampah Batam, DPRD Desak Peremajaan Segera Dilakukan

Truk pengangkut sampah di Batam tak layak terbalik di kawasan Laluan Madani, beberapa waktu lalu. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – DPRD Kota Batam mengkritik pengelolaan sampah di Kota Batam, dan didesak agar segera melakukan peremajaan terutama pada armada pengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Wakil Ketua III DPRD Batam, Hendra Asman menuturkan armada yang ada saat ini dinilai sudah sangat tua. Hal ini dibuktikan dengan kecelakaan tunggal, yang terjadi terhadap satu armada sampah di kawasan Laluan Madani beberapa waktu lalu.

“Bahkan kecelakaan itu bisa terjadi saat armada manuver. Hal ini kan sudah sangat lucu sekali, melihat armada yang berbelok bisa terbalik sendirinya. Untungnya peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa, atau harus ada korban jiwa dulu,” ujar Hendra melalui sambungan telepon, Jumat (1/11/2024).

Masalah penanganan sampah pun disebut masih jauh dari kata memadai, mengingat pertumbuhan jumlah penduduk Batam yang turut meningkatkan volume sampah.

Berdasarkan data, volume sampah yang dihasilkan warga Batam saat ini mencapai sekitar seribu ton per hari, dan saat ini TPA Punggur sudah dalam kondisi membludak.

“Persoalan sampah ini tidak bisa diselesaikan hanya dari sisi hulu. Harus ada penanganan menyeluruh hingga ke hilir. Kepada pemerintahan yang baru nanti, kami harap ada pemikiran lebih jauh dan inovatif untuk mengatasi masalah sampah dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Apabila diberi nilai, Hendra menyebut pengelolaan sampah di Kota Batam hanya mendapat nilai 4 dari 10 poin. Penilaian ini sejalan dengan kritik masyarakat, yang masih berlanjut hingga saat ini.

Hendra meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam, dapat segera membenahi pengelolaan sampah ini secara serius dan konsisten. Kritik yang ia layangkan ini perlu diperhatikan oleh dinas terkait, serta mendorong agar langkah-langkah strategis dan terukur segera diterapkan.

“Kalau memang tidak sanggup katakan saja. Masyarakat masih teriak-teriak karena ada yang seminggu sekali, dua minggu sekali, bahkan ada yang lebih lama lagi, belum juga diangkut. Tata kelola sistem persampahan di Batam perlu dirombak total,” tegasnya. (Nando)