AlurNews.com – Upaya membantu Puskesmas dalam penanggulangan TBC, Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Batam melibatkan peran serta masyarakat yaitu dengan membentuk tim kader tuberkulosis di Kota Batam.
Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kota Batam Nomir 014 Tahun 2024 tentang Panitia Pembentukan Tim Kader Tuberkulosis di 21 Puskesmas Se-Kota Batam.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Batam Meldasari menuturkan upaya ini merupakan langkah yang dilakukan daerah untuk mengeliminasi kasus TBC di Kota Batam.
“Pemantauan evaluasi dan pelaporan serta dukungan anggaran baik untuk logistik obat, bahan habis pakai maupun untuk kegiatan penanggulangan TBC di daerah tetapi menjadi prioritas kami,” ujar Meda.
Diakuinya Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TBC) dengan melibatkan lintas sektor. Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Batam No.492 Tahun 2022 Tentang Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis Kota Batam.
Adapun yang terlibat dalam TP2TBC di antaranya Dinas Kesehatan, Kementerian Agama, Rumah Tahanan, Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Koperasi – Usaha Kecil dan Menengah, serta Ikatan Dokter Indonesia.
“Kemudian juga melibatkan semua layanan kesehatan yang ada di Kota Batam baik tingkat dokter praktek mandiri, klinik, puskesmas dan rumah sakit dalam penganggulangan TBC sehingga layanan masyarat yang terduga TBC maupun pengobatan TBC dapat dimaksimalkan,” kata Melda.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mengintensifikasikan skrining sebagai upaya penanganan tuberkulosis (TB) untuk mewujudkan target nasional Eliminasi TB 2030.
“Dalam rencana eliminasi TB 2030, Dinkes Batam fokus pada peningkatan screening. TB juga masuk dalam target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Nomor 6 tahun 2024, dengan penekanan pada deteksi dini dan pengobatan yang cepat,” ujar Melda.
Menurutnya, TB dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan dua penyakit yang saling berkaitan dimana penderita HIV memiliki sistem imun yang lebih lemah menjadi lebih rentan terhadap infeksi TB, sehingga cek TB dan HIV harus dilakukan secara rutin dan bersamaan.
“Di tahun 2024 Dinkes Batam telah menetapkan target untuk melakukan 36.000 screening TB. Saat ini kami sudah mencapai 34.000. Dari hasil screening, ditemukan 3.648 kasus positif TB. Semakin banyak screening, semakin dekat dengan proses eliminasi,” katanya. (Rul)