AlurNews.com – Universitas Batam (Uniba) secara resmi membuka Pemuktahiran Kurikulum serta Evaluasi Visi Misi dan Kuliah Umum Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, dihadiri langsung oleh Wakil Rektor I, Chablullah Wibisono, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Batam, Zaki Mubarak MS, Ketua LPPM Uniba, Malahayati Rusli Bintang diwakili oleh Wakil kepala LPPM, Yuanita FD Sidabutar.
Menghadirkan 2 narasumber Asesor LAM KPRS, Hilda Muliana, Wakil Ketua Bidang Akademik Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APT-FI), Junaidi Khotib. Dengan moderator selaku Ketua Program Studi Farmasi Heldi Candra M.
Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua Bidang Akademik Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APT-FI) Junaidi Khotib mengatakan, Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APT-FI) tentu siap melakukan pendamping Uniba untuk upaya-upaya capaian akreditasi yang lebih unggul.
Menurutnya, hal ini memerlukan upaya yang sistematis dan APTFI siap mendampingi itu. Dengan demikian tahap berikutnya, untuk fakultas ilmu kesehatan Uniba nantinya dapat mendirikan program profesi apoteker.
Universitas Batam memiliki keunggulan apalagi kawasan Kepri merupakan perairan. Maka, ketika pengembangan di bidang Farmastikel tentu akan sangat baik dan searah dengan pengembangan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
“Dengan demikian, kita berusaha bersinergi dan saling mendukung untuk mencapai kemajuan tersebut. Sukses untuk Fakultas ilmu kesehatan Uniba Batam dalam mendorong farmasi ini bisa berjaya dan akan mendukung kemandirian kefarmasian yang ada Indonesia,” kata Junaidi Khotib.
Junaidi Khotib menjelaskan, pada target ini, untuk profesi apoteker harus ada pada tahun 2026. “Dengan akreditasi yang unggul, tentunya di harapkan pada tahun 2025 nanti dengan instrumen yang baru bersama 8 kriteria Akreditasi. Setelah ilmu farmasi, maka profesional itu ada pada pendidikan program profesi apoteker selama 1 tahun,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I, Chablullah Wibisono menyampaikan, perbaikan kurikulum visi misi prodi farmasi yang sekarang Akreditasinya baru baik diharapkan dapat baik sekali hingga unggul.
“Ada dukungan potensi di Batam agar prodi farmasi dapat unggul, karena kita memiliki laut 98 persen dan impor bahan farmasi itu 81 triliun dollar Amerika Serikat. Dimana, semua bahan-bahan untuk farmasi dan kosmetik banyak berasal dari biota laut,” ujarnya.
Menurut Chablullah Wibisono, untuk mengimbangi dan meningkatkan potensi di Batam jangan hanya dalam bidang industri manufaktur.
“Karena kita hanya memiliki 2 dari 6 faktor produksi dan kita hanya memiliki lahan, tenaga kerja serta selebihnya managemen, material, teknologi itu dari luar. Jika farmasi berarti kita memiliki material. Pendapatan dari investasi lebih banyak dari pada industri manufaktur dan ini butuh penelitian,” katanya.
Penelitian itu, kata Chablullah, merupakan salah satu ranah akademisi sehingga Universitas Batam dapat membangun industri farmasi di Batam dan secara keseluruhan Kepri.
“Tentunya, mulai sekarang kita perlu mengasah otak dan melakukan penelitian serta mengembangkan studi-studi farmasi agar masyarakat di Batam lebih sehat dan mampu berproduksi serta bekinerja,” katanya.
“Uniba optimis bahan baku untuk kebutuhan farmasi mencukupi. Hasil penelitian yang telah kita lakukan akan kita serahkan kepada pemerintah, dengan memanfaatkan bahan-bahan kebutuhan farmasi yang ada di wilayah kepri ini. Tentu, kita tidak perlu lagi impor dari luar negeri. Maka hal ini perlu kita dorong bahwa di laut kita ini ada 8 potensi blue ekonomi diantaranya biota kelautan untuk farmasi,” katanya.
Diwaktu yang sama, Wakil Ketua LPPM Uniba, Yuanita FD Sidabutar menambahkan, hari ini adalah kegiatan dimana Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Batam berkolaborasi dengan prodi farmasi dilingkungan fakultas ilmu kesehatan Uniba melaksanakan kuliah umum yang bertema tentang Farmakogenomik.
“Farmasi merupakan salah satu prodi yang ada Universitas Batam dan telah berdiri sejak tahun 2017. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memutakhirkan visi misi dan roadmap dari penelitian farmasi untuk di tahun 2025-2026,” ujarnya.
Diungkapkannya, Prodi akan menghasilkan satu bidang keprofesian. Dan inilah salah satu bidang kepakaran yang diterangkan dan disampaikan yaitu bidang Farmakogenomik. (rul)