Tanggapi Masalah di Rempang, Kapolda: Penyerangan Tak Berkaitan dengan PSN

Kapolda Kepri Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah dalam rilis akhir tahun, Senin (30/12/2024). Foto: AlurNews.com

AlurNews.com – Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah menyebut penyerangan yang terjadi terhadap masyarakat Kampung Tua Sembulang Hulu dan Sei Buluh di Pulau Rempang beberapa waktu lalu, tidak berhubungan dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City, yang masuk dalam program investasi Pemerintah Pusat.

Ditemui di Aston Batam Hotel & Residence Pelita, Senin (30/12/2024) sore dalam pelaksanaan rilis akhir tahun Polda Kepri. Irjen Pol Yan Fitri menyebut peristiwa ini merupakan bentuk kriminal murni yang dilakukan perorangan atau kelompok dan tidak melibatkan pihak manapun.

“Peristiwa pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak ada hubungannya dengan PT A, PT B, atau PT C. Itu sifatnya kriminal yang disebut penganiayaan,” jelasnya dihadapan sejumlah awak media.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, anggota Polri di Kepulauan Riau disebut mendukung program pemerintah pusat terutama dalam merealisasikan keamanan, kenyamanan, dan kondusifitas terutama bagi masyarakat di Pulau Rempang, dan masyarakat di Kepri.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Irjen Pol Yan Fitri bahkan menyebut tidak adanya riak di kawasan Pulau Rempang yang telah ditunjuk sebagai kawasan PSN.

“Semua dalam situasi yang nyaman. Walau masalah investasi bukan tugas kami, namun keamanan adalah tugas pokok kami sebagai anggota Polri,” ujarnya.

Terkait penolakan yang masih disuarakan oleh masyarakat Pulau Rempang, merupakan fenomena yang biasa terjadi di masyarakat.

Sebagai contoh, Irjen Pol Yan Fitri juga menyebut perbedaaan pandangan juga kerap terjadi di DPR, bahkan di tengah-tengah keluarga.

“Ada yang menolak dan ada yang menerima itu fenomena sosial yang biasa di masyarakat. Kita tunggu kebijakan pemerintah pusat terkait PSN,” sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, delapan warga dari Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh menjadi korban penyerangan yang diduga dilakukan oleh puluhan pekerja PT Makmur Elok Graha (MEG), Rabu (18/12/2024) dini hari lalu.

Atas penyerangan ini dilaporkan sebanyak empat warga mengalami luka sobek di kepala, satu mengalami patah tangan, satu luka berat, satu terkena anak panah di punggung, dan satu lainnya mengalami luka ringan.

Warga juga melaporkan bahwa para penyerang melakukan penganiayaan terhadap anak di bawah umur serta mengancam dengan senjata tajam.

Menurut keterangan kepolisian, penyerangan ini terjadi setelah satu pekerja perusahaan ditahan oleh warga karena diduga mencopot sejumlah spanduk penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City di area posko Kampung Sembulang Hulu pada Selasa (17/12/2024) malam.

Terpisah koordinator lapangan keamanan PT MEG untuk Rempang Eco-City, Angga, mengonfirmasi bahwa lebih dari 30 orang dikerahkan untuk misi evakuasi rekan mereka yang ditahan warga.

Perusahaan menyebut bahwa kedatangan puluhan orang ke lokasi bertujuan untuk menyelamatkan salah satu pekerja yang ditahan dan dianiaya warga selama empat jam. (Nando)