AlurNews.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memprediksi ekonomi di Kepri terus tumbuh di tahun 2025. Perekonomian Kepri pada tahun 2025 diprakirakan akan tumbuh pada range 4,8% -5,6% (yoy) dengan inflasi yang terjaga di level 2,5±1%.
Ada empat penopang perekonomian Kepri, pertama industri, kontruksi, perdagangan, dan pertambangan. Empat usaha ini sudah mewakili 70 persen ekonomi Kepri.
“Keempatnya di Triwulan IV lalu tumbuh positif, itu menunjukkan sangat baik,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Rony Widijarto, Senin (24/2/2025).
Namun, sejauh ini kata Rony, dari beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Kepri, khususnya di Kota Batam menunjukkan angka positif. Sehingga dia optimis ekonomi Kepri pada tahun 2025 akan tetap tumbuh.
“Kepri masuk daerah yang bisa tumbuh tinggi karena investasi jalan,” kata Rony.
Sementara itu, Kepala Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA), Sudarta mengatakan perekonomian di Kepri sudah sangat baik. Pemulihan perekonomian pasca covid-19 sudah sangat baik.
Bahkan pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2024, salah satu tertinggi di Sumatera. Begitu juga tahun sebelumnya.
“Dua tahun berturut-turut tumbuh di atas 5 persen. Artinya pemulihan ekonomi pasca Covid-19 sudah sangat baik,” ungkapnya.
Kedua, dari sisi harga pangan, inflasi terjaga di level stabil. Biasanya bila pertumbuhan ekonomi tinggi, inflasi akan mengikuti.
“Di Kepri tidak, pertumbuhan ekonomi bagus inflasi terjaga di level rendah maupun stabil,” ungkapnya lagi.
Bahkan inflasi tahun 2024 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Mampu menjaga inflasi, Kepri meraih penghargaan tim pengendalian inflasi terbaik dari pemerintah pusat.
“Artinya dari dua indikator makro itu menunjukkan ekonomi kita ini sudah on track,” katanya.
Sudarta juga menyinggung situasi global dan perang dagang. Menurutnya, perang dagang bisa jadi peluang. Bisa saja akibat konflik negara-negara yang terlibat memindahkan usahanya ke Kepri. Pemerintah harus siap, dengan membangun infrastruktur, menyiapkan lahan, dan mempermudah izin.
“Optimisme harus tetap dijaga, sehingga ke depan ekonomi Kepri bisa lebih baik lagi,” katanya. (rul)