Lebih Banyak Diekspor, Pasokan Kelapa untuk Pasar Lokal Alami Kendala

Kepala Dinas DKPP Batam Mardanis. Foto: AlurNews.com/Nando

AlurNews.com – Pasokan kelapa untuk Kota Batam yang biasa didatangkan dari Tembilahan, mengalami kendala pasokan. Salah satu dugaan penyebab dikarenakan harga beli eksportir saat ini, jauh lebih tinggi dari harga beli di dalam negeri.

Akibat hal ini, harga santan di Kota Batam mengalami kenaikan, terutama harga pada santan kemasan yang merupakan barang impor.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis menyebut lonjakan harga ini terjadi karena sebagian besar pasokan kelapa diekspor ke Malaysia dan Singapura yang harga jualnya lebih tinggi dibandingkan pasar lokal.

“Sekarang pasokan langka karena agen eksportir membeli dengan harga lebih tinggi, misalnya Rp10 ribu, sementara harga lokal hanya Rp8 ribu. Ini membuat harga jual santan di pasar menjadi lebih mahal,” jelasnya, Jumat (28/2/2025).

Berdasarkan pantauan di lapangan, pihaknya menyebut harga santan di Batam mengalami lonjakan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Dari harga normal Rp22 ribu per kilogram, kini santan dijual hingga Rp40 ribu per kilogram.

“Bahkan, di beberapa pasar harga santan mencapai Rp48 ribu per kilogram. Kenaikan ini sudah dikeluhkan masyarakat, terutama pelaku usaha kuliner,” jelasnya.

Sementara itu, Kasubdit 1 Ditreskrimsus Polda Kepri, AKBP Ruslaeni, mengonfirmasi pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat terkait kesulitan mendapatkan santan kelapa murni di pasaran.

Pihak kepolisian akan melakukan pemantauan lebih lanjut guna memastikan pasokan santan tetap tersedia dan harga kembali stabil di pasaran.

“Kami segera memanggil distributor dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengecek ketersediaan santan di lapangan serta mencari solusi atas kendala yang mereka hadapi,” ujar Ruslaeni. (Nando)