Selama Ramadan Puskesmas di Batam Rutin Awasi Keamanan Takjil Ramadan

Puskesmas setiap kecamatan di Batam akan melakukan pengawasan jajanan takjil selama bulan suci Ramadan 1446 hijriah. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Upaya memastikan aman dikonsumsi masyarakat, Puskesmas di setiap kecamatan rutin melakukan pengawasan jajanan takjil selama bulan suci Ramadan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan petugas Puskesmas di setiap Kecamatan akan mengambil sampel makanan secara swadaya dan mengujinya menggunakan test kit khusus.

“Mereka membeli sampel lalu memeriksanya. Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya seperti formalin, boraks, Rhodamin B, dan Methanil Yellow,” kata Didi (5/3/2025).

Diakuinya apabila ditemukan makanan yang mengandung zat berbahaya, pihaknya akan memberikan pembinaan dan peringatan kepada pedagang. Namun, Didi mengingatkan konsumen juga harus lebih waspada terhadap jajanan yang mereka konsumsi.

“Masyarakat harus lebih aware dan mengenali ciri-ciri makanan yang tidak aman. Jangan hanya tergiur dengan tampilan menarik atau harga murah,” tambahnya.

Beberapa zat kimia berbahaya sering ditemukan dalam jajanan, terutama selama bulan Ramadan. Berikut ciri-ciri makanan yang mungkin mengandung bahan berbahaya:

Formalin yang biasa digunakan untuk pengawet mayat, tidak mudah basi meski disimpan dalam suhu ruang. Ciri cirinya tekstur lebih kenyal dan keras. Bau menyengat seperti obat atau antiseptik. Rasa agak pahit dan tidak alami.

“Biasanya ditemukan pada tahu, mie basah, ikan asin, bakso, dan daging olahan,” ujarnya.

Kemudian boraks yaitu bahan pembersih yang sering disalahgunakan dalam makanan memiliki tekstur lebih kenyal dan kaku. Warna lebih mengkilap, rasa agak getir atau pahit.

“Bisa menyebabkan gatal atau iritasi tenggorokan. Sering ditemukan dalam bakso, mie basah, lontong, kerupuk, dan cilok,” katanya.

Rhodamin B jenis pewarna tekstil merah yang berbahaya bagi kesehatan. Ciri-cirinya berwarna merah mencolok, lebih terang dari warna alami.

“Larut dalam air dengan warna yang tidak merata. Meninggalkan noda pada tangan atau mulut setelah dikonsumsi, rasa agak pahit. Biasanya ditemukan dalam kerupuk warna-warni, sirup, es lilin, terasi, dan saus cabai,” ujarnya.

Lalu ada Methanil Yellow sejenis pewarna tekstil kuning yang sering disalahgunakan. Warna nya kuning sangat terang dan mencolok. Tidak mudah larut dalam air secara merata. Meninggalkan noda pada tangan atau alat makan, rasa agak pahit dan tidak alami.

“Sering ditemukan dalam tahu kuning, kerupuk kuning, mie kuning, dan gorengan,” katanya.

Agar terhindar dari makanan yang mengandung zat berbahaya, masyarakat disarankan untuk memilih makanan dengan warna alami, tidak terlalu mencolok.

Memeriksa tekstur makanan, jangan tergiur dengan yang terlalu kenyal atau tahan lama. Menghindari makanan yang beraroma tidak wajar. Membeli makanan dari pedagang yang terpercaya atau membuat sendiri di rumah.

“Memastikan produk kemasan memiliki label BPOM. Jika menemukan makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya, masyarakat dapat melaporkannya ke BPOM atau dinas kesehatan setempat,” ujarnya.

Dengan pengawasan ketat dari Dinkes Batam dan kesadaran masyarakat dalam memilih makanan, diharapkan jajanan Ramadan tahun ini lebih aman dan sehat bagi semua. (rul)