AlurNews.com – Kepulauan Riau Ramadan Fair (KURMA) pada tahun 2025 menjadi momentum untuk mendorong digitalisasi keuangan syariah melalui peluncuran QRIS 1000 Masjid. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan sosial syariah dengan memanfaatkan QRIS untuk pembayaran ZISWAF secara digital.
Selain itu, guna memastikan kebutuhan uang Rupiah menjelang Idulfitri, KURMA 2025 juga menghadirkan layanan “Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri” (SERAMBI) 2025.
Melalui layanan ini, masyarakat dapat melakukan penukaran uang Rupiah dengan kondisi layak edar. Pemerintah Provinsi Kepri bersama Bank Indonesia Kepri dan mitra kerja terkait berkomitmen untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah melalui berbagai inisiatif strategis.
Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, UMKM, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat diharapkan dapat menjadikan ekonomi syariah sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing global.
Sebagai salah satu event strategis ekonomi syariah di Kepri, KURMA 2025 menghadirkan berbagai program unggulan yang dirancang untuk meningkatkan inklusivitas dan daya saing ekonomi syariah.
Antara lain Business Matching UMKM Syariah, Bazar Ramadhan, Layanan Sertifikasi Halal, Sosialisasi ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf), Festival Fashion Show, Bedah Buku, Seminar ekonomi syariah, dan berbagai kompetisi seperti Nasyid, Azan, Dai Cilik, Cerdas Cermat, dan Mewarnai.
Sebagai bagian dari rangkaian program menuju Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025, KURMA 2025 merupakan komitmen dan langkah nyata Provinsi Kepri dalam memperkuat infrastruktur ekonomi syariah serta mendorong digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, membuka Kepulauan Riau Ramadan Fair (KURMA) pada tahun 2025, di Tugu Sirih, Tanjungpinang, Senin (10/3/2025) lalu.
Dalam pembukaan Fadli Zon didampingi oleh Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad, Deputi Direktur Promosi dan Kerja Sama Strategis KNEKS, Inza Putra, Kepala Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto P., serta perwakilan Forkopimda Provinsi Kepri.
KURMA merupakan agenda tahunan untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah yang diselenggarakan pada momentum Ramadan sejak tahun 2024. Pada tahun ini, rangkaian kegiatan KURMA akan dilaksanakan pada 10 sampai 16 Maret 2025 di Kota Tanjungpinang dan 17 s.d. 23 Maret 2025 di Kota Batam.
KURMA juga upaya meningkatkan inklusivitas perekonomian melalui penguatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah serta mendorong digitalisasi sistem pembayaran, Pemerintah Provinsi Kepri bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri dan mitra strategis terkait.
Menteri Kebudayaan RI mengapresiasi penyelenggaraan KURMA 2025 dan menekankan bahwa Kepulauan Riau sebagai “melting pot” kebudayaan yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem ekonomi halal yang inklusif. Selain itu, KURMA 2025 dapat menjadi akselerator pertumbuhan UMKM halal sebagai bagian dari kemajuan ekonomi syariah nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, Kepri terus memperkuat ekosistem ekonomi syariah melalui pengembangan Halal Center, inkubasi usaha halal melalui Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), serta transformasi koperasi konvensional menjadi modern berbasis syariah melalui Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren).
Selanjutnya, Deputi Direktur Promosi dan Kerja Sama Strategis KNEKS, Inza Putra, menyampaikan bahwa KURMA 2025 hadir sebagai salah satu bagian dari Halal Fair Nasional yang tidak hanya memperkuat literasi ekonomi syariah, tetapi juga mengintegrasikan industri halal, pariwisata, dan digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Di samping itu, Kepala BI Kepri, Rony Widijarto P., menjelaskan bahwa tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Kepri diproyeksikan meningkat ke kisaran 4,8-5,6%, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
“Namun, Kepri masih menghadapi tantangan berupa disparitas pertumbuhan ekonomi antar wilayah yang dapat diatasi dengan penguatan dan pemberdayaan ekonomi syariah serta penguatan digitalisasi sistem pembayaran,” kata Rony.
Rony menambahkan kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam menjadikan Kepri sebagai pusat ekonomi syariah yang maju serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan. (rul)