
AlurNews.com – Mengantisipasi banjir yang kerap terjadi dimusim penghujan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam merencanakan pembangunan drainase besar dan stasiun pompa air. Upaya ini menjadi solusi jangka panjang setelah normalisasi darurat yang dilakukan di kawasan Punggur pasca-banjir kemarin sore.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Batam, Suhar mengatakan bahwa pembangunan parit akan diusulkan tahun depan dan ditargetkan dikerjakan pada 2026.
“Untuk jangka pendek di kawasan Punggur, kita rapiin dulu paritnya dan kita lakukan normalisasi dan lebarkan. Tapi untuk jangka panjang, pembangunan parit akan kita usulkan tahun depan dan ditangani pada 2026,” ujar Suhar, Jumat (21/3/2025).
Selain itu, pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan 12 stasiun pompa banjir di Kota Batam.
“Untuk tahun ini, prioritas kita adalah membangun stasiun pompa banjir di Jodoh. Untuk kawasan lain, nanti akan bertahap. Lalu untuk drainase konsep kita, drainase primer langsung dibuang ke laut, dan bagi yang tidak memungkinkan pakai gravitasi, akan kita gunakan pompa,” kata Suhar.
Ia menambahkan bahwa selain drainase primer, pihaknya juga akan memperbaiki saluran sekunder dan tersier, meskipun jumlahnya masih terbatas.
“Mudah-mudahan selama lima tahun masa Pak Amsakar, kita bisa tangani satu per satu titik banjir ini. Jika sistem drainase primer sudah beres, ke depannya tinggal fokus pada perbaikan drainase sekunder dan tersier,” ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnnya, Dinas Bina Marga melakukan pengerukan dan pelebaran kawasan banjir di Punggur tepatnya di dekat Polsek Nongsa. Luas area yang dilakhkan normalisasi lebih kurang memiliki lebar 6 meter dan panjang 1 km.
Pada Kamis (20/3/2025) lalu, hujan deras di Batam sejak dua hari ini membuat Jalan Pattimura, akses utama ke Pelabuhan Punggur, lumpuh akibat banjir setinggi pinggang orang dewasa.
Sejak pukul 08.00 WIB, air mulai meninggi, menyebabkan banyak kendaraan mogok dan aktivitas pelabuhan terganggu. Seorang warga di lokasi mengatakan bahwa genangan air mulai mengganggu sekitar pukul 08.00 WIB.
“Jam 8 pagi tadi tingginya itu. Sampai perut sini, Kak. Banyak motor dan mobil yang mogok, kalau transportasi umum seperti bus sih enggak,” ujar seorang pemuda yang enggan disebutkan namanya.
Banjir terjadi di sekitar gang masuk Polsek Nongsa saat hujan deras mengguyur sejak pagi. Air dari parit meluap ke jalan akibat intensitas hujan yang terus meningkat.
Pantauan di lokasi pada pukul 16.00 WIB, meski genangan tidak setinggi pagi, kemacetan masih terjadi karena air masih menutupi sebagian jalan.
Suhar mengatakan banjir ini diduga dipicu oleh perubahan tata guna lahan dan buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
“Saya keliling dari pagi, dan di titik banjir Punggur ini sekitar pukul setengah 12 siang, kedua jalur masih tertutup air dan tidak bisa dilewati kendaraan. Dari pengamatan kami, ada dua kemungkinan faktor penyebab banjir di sini,” katanya.
Faktor pertama adalah hilangnya area resapan air akibat perubahan kondisi lahan.
“Setelah kita lihat pertama mungkin ada pengaruh perubahan tata guna lahan disini. Yang sebelumnya ada tumbuhan pohon segala macam, sekarang ada kegiatan pemotongan lahan ini mengakibatkan airnya limpah kesini semua karena tidak ada resapan,” imbuhnya.
Menurutnya kalau masih ada vegetasi, sekitar 65-70 persen air bisa terserap, tapi sekarang semuanya melimpah. Faktor kedua adalah alih fungsi rawa di hilir yang memperlambat aliran air.
“Di hilir sana sebenarnya ada rawa yang bisa menampung air. Tapi karena lahannya sudah ditimbun, kapasitasnya berkurang, karena kecil kan sehingga air lebih lama mengalir dan menyebabkan banjir di sini,” tambahnya.
Sebagai langkah darurat, pihaknya menurunkan dua alat berat untuk mempercepat surutnya air dengan melakukan pengerukan saluran pembuangan.
“Ini hanya solusi sementara untuk mengurangi genangan hari ini. Kami lebarkan aliran air sekitar enam meter dengan panjang lebih kurang satu kilometer supaya air bisa lebih cepat turun. Tapi ini belum solusi permanen,” ujarnya.
Ke depan, Pemko Batam akan mendesain ulang sistem drainase di kawasan ini.
“Nanti akan dibangun parit besar supaya air langsung mengalir tanpa menggenang. Kalau sistem drainasenya sudah diperbaiki, kejadian seperti ini bisa dicegah,” katanya.
Sekira pukul 17:10 WIB, genangan air di badan jalan surut, dan aliran air di parit juga mulai berkurang. (rul)