Inflasi di Kepri terkendali berkat koordinasi TPID

Antrean kendaraan isi BBM di SPBU. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) menyatakan tingkat inflasi di wilayah Kepri saat ini dalam kondisi terkendali berkat koordinasi erat yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Kepala BI Kepri Rony Widijarto menyampaikan TPID telah mewaspadai tiga pendorong inflasi di bulan Juli, yakni penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi per Juli 2025, penyesuaian tarif listrik di Kota Batam, dan berlanjutnya kenaikan tarif angkutan udara di tengah momen libur sekolah.

“Di sisi lain, ada juga faktor penahan inflasi ke depan. Seperti musim panen untuk beberapa hortikultura, berlanjutnya diskon tarif angkutan laut pada Juli 2025, dan juga normalisasi permintaan terhadap komoditas dengan pasca Hari Besar Keagaamaan Nasional (HBKN),” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Selasa.

Bank Indonesia juga secara konsisten bersinergi dengan TPID se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).

Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilaksanakan pada bulan Juni 2025, seperti penandatanganan kesepakatan bersama dan pembangunan kapasitas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Lampung, dan Maluku Utara.

Adapun penyediaan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali, juga kegiatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara rutin di berbagai Kabupaten/Kota di Kepri, dan pelaksanaan Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan dalam rangka hari besar keagamaan Idul Adha.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Juni 2025 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya yang juga tercatat deflasi sebesar 0,44 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Kepri tercatat sebesar 1,32 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,73 persen (yoy).

Deflasi juga terjadi pada 3 Kabupaten/Kota IHK di Kepri, yaitu Batam, Tanjungpinang dan Karimun yang masing-masingnya tercatat deflasi 0,06 persen (mtm), 0,13 persen (mtm) dan 0,71 persen (mtm).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi di Bulan Juni 2025 terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas pangan terutama cabai merah, daging ayam ras, bayam, dan udang basah.

Penurunan ini didorong oleh pasokan di daerah sentra yang tetap terjaga pada bulan Juni 2025.

Selain itu, Kelompok Transportasi turut memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen (mtm) terutama didorong oleh penurunan tarif angkutan laut sejalan dengan stimulus diskon tiket kapal yang berlaku pada bulan Juni hingga Juli 2025.

Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga angkutan udara sejalan dengan tingginya permintaan di periode long weekend dan libur sekolah yang terjadi pada Juni 2025.

Selain itu, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga turut menyumbang inflasi dengan andil 0,03 persen sejalan dengan masih tingginya harga emas perhiasan. (ib)