
AlurNews.com – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Batam menggelar Pelatihan Seni Kreatif dan Panduan Perizinan Usaha di King Hotel, Selasa (23/9/2025) hingga Kamis (25/9/2025). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan diikuti 160 pelaku UMKM dari berbagai sektor.
Pelatihan tersebut diinisiasi Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Gabriel Shafto Ara Anggito Sianturi, dengan dukungan Bank Tabungan Negara (BTN). Kegiatan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas batik dan kelas produk serta packaging.
Gabriel, yang juga menjadi pemateri dalam pelatihan, menegaskan bahwa inovasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing UMKM.
“Ada empat inovasi yang bisa dilakukan para UMKM. Pertama, inovasi produk atau layanan. Kedua, inovasi proses. Ketiga, inovasi pemasaran. Dan keempat, inovasi model bisnis,” ujar politisi PDI Perjuangan itu, Kamis (25/9/2025).
Ia mencontohkan, produsen makanan dapat berkreasi dengan varian rasa baru, pengrajin bisa menggunakan bahan ramah lingkungan, sementara dalam pemasaran, UMKM dapat memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar lebih luas.
“Inovasi model bisnis misalnya beralih dari penjualan langsung ke sistem langganan, atau dari model B2C ke B2B. Dengan begitu, UMKM bisa menciptakan sumber pendapatan yang lebih stabil,” tambah Gabriel.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Batam, Salim menjelaskan pihaknya terus mendorong pembinaan bagi pelaku usaha, termasuk koperasi. Salah satunya melalui program Koperasi Merah Putih yang kini telah terbentuk di 64 kelurahan, dengan dua yang sudah efektif, yakni di Pulau Buluh dan Patam Lestari.
Selain itu, Pemko Batam juga menjalankan program prioritas berupa subsidi bunga pinjaman nol persen untuk UMKM, bekerja sama dengan BTN.
“Subsidi diberikan untuk pinjaman minimal Rp20 juta. Bunganya ditanggung pemerintah. Hingga akhir Agustus, ada 741 pengajuan, namun yang lolos masih sedikit karena persyaratan perbankan cukup ketat,” jelas Salim.
Menurutnya, banyak pengajuan ditolak karena terkendala SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) atau yang sebelumnya dikenal dengan istilah BI Checking.
Salim berharap, melalui pelatihan ini, UMKM dapat meningkatkan tata kelola usaha, perizinan, hingga kualitas produk agar mampu menembus pasar ritel nasional bahkan internasional.
“Harapan kita, UMKM bisa menciptakan kreasi baru yang lebih menarik. Misalnya kuliner, kue bolu bisa dikreasikan dengan topping yang berbeda. Begitu juga batik atau tenun, perlu motif yang lebih inovatif agar bisa bersaing,” kata dia. (nando)