DPRD Kepri Pertanyakan Kosongnya Pertamax dan Pertamax Turbo Sejumlah SPBU Batam

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Suhadi. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Kekosongan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertamax Turbo di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Batam mulai memicu keresahan.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Suhadi turun langsung meninjau ke lapangan dan mempertanyakan keseriusan Pertamina dalam menjamin pasokan BBM non-subsidi di kota industri ini.

Suhadi mengungkapkan dirinya melakukan survei pribadi pada Sabtu (27/9/2025) dengan mendatangi setidaknya lima SPBU di kawasan Sei Ladi, Pelita, Batam Center, Baloi Indah, dan Sukajadi. Dari hasil tinjauan itu, ia mendapati Pertamax dan Pertamax Turbo kosong sejak pagi hingga siang hari.

“Saya dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang keliling ke lima SPBU, dan semuanya kosong. Hanya ada satu SPBU yang siang itu baru saja dapat kiriman,” jelasnya saat ditemui di Batam Center, Sabtu (27/9/2025).

Menurut penuturan operator SPBU yang ditemuinya, penyebab kelangkaan ini lantaran kuota BBM non-subsidi yang dikirim Pertamina berkurang drastis. Salah satu SPBU bahkan hanya menerima pasokan sekitar 4 ton Pertamax, jumlah yang dinilai tidak sebanding dengan kebutuhan kendaraan di Batam.

“Salah satu operator bilang mereka hanya dapat 20 ton Pertamax. Itu sangat sedikit, apalagi volume kendaraan di Batam semakin tinggi,” tegas Suhadi.

Politisi Partai NasDem ini menilai, fenomena kelangkaan Pertamax dan Pertamax Turbo justru menghambat tren positif masyarakat Batam yang mulai sadar beralih dari BBM subsidi ke non-subsidi.

Ia meminta Pertamina, khususnya melalui PT Pertamina Patra Niaga, untuk lebih serius memastikan ketersediaan.

“Kita harus menghargai kesadaran masyarakat yang sudah mulai terbiasa mengisi kendaraan dengan Pertamax. Jangan sampai mereka kecewa karena BBM itu tiba-tiba kosong,” tegasnya.

Selain masalah BBM, Suhadi juga menyoroti kelangkaan gas elpiji non-subsidi atau gas pink di sejumlah toko ritel di Batam. Ia mengaku mendapat laporan bahwa pekan lalu gas pink sempat tidak tersedia di beberapa titik.

“Ini juga harus jadi perhatian. Masyarakat sudah banyak yang beralih ke gas pink, jadi ketersediaannya harus benar-benar dijaga,” tambahnya. (Nando)