Pemko Batam Serahkan 163 Kartu Tanda Pengenal Kepada Pramuwisata

Pulau Ranoh, menjadi salah satu destinasi wisata turis asing saat liburan ke Batam. (Foto: Instagram Pulau Ranoh)

AlurNews.com – Pemko Batam menyerahkan Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata (KTPP) kepada 163 pramuwisata Kota Batam yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPC Kota Batam Batam.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menyampaikan 163 KTTP yang diserahkan hari ini sudah mendapat registrasi dari DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pusat dan akan menyusul yang lainnya.

“Karena sebagai perpanjangan tangan dari Pemko Batam, kami sebagai kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan terus menjadi fasilitator, dinamisator dan katalisator bagi para anggota HPI yang ada di Kota Batam,” ujarnya, Jumat (30/9/2022).

Lanjutnya, ada 36 asosiasi yang tergabung dalam Pentahelix selain Akademisi, Komunitas, Pemerintah dan Media yang harus terus berkoordinasi di ujung-ujung covid ini.

Tidak lupa ucapan terima kasih disampaikan Ardi kepada seluruh pelaku pariwisata Kota Batam yang terus berjibaku kembali menaikkan jumlah wisatawan Kota Batam terutama wisatawan mancanegara.

Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sampai bulan Juli lalu, jumlah kunjungan Wisman ke Kota Batam mencapai 123.284 kunjungan.

“Setiap bulan kunjungan wisman luar biasa, karena pada tahun 2019 kita memberikan kontribusi terbesar bagi provinsi Kepri untuk jumlah kunjungan wisman ke Indonesia setelah Bali. Hampir 2 juta wisman datang ke Batam, per bulannya 150 ribu. Jadi tugas berat kita bersama-sama karena hampir 24 persen penghasilan asli daerah Kota Batam berasal dari sektor pariwisata, luar biasa kerja keras kita,” ujar Ardi dengan semangat.

Sementara Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Batam, Yusfa Hendri menyebutkan walaupun saat ini pandemi sudah sangat berkurang tetapi belum selesai dan masih banyak persoalan-persoalan yang melingkupi dunia pariwisata di dunia dan di Indonesia termasuk juga di Kepri.

Salah satunya adalah tingginya angka inflasi yang berakibat juga pada meningkatnya harga barang-barang keutuhan pokok kemudian juga kenaikan harga BBM yang menjadi sebuah persoalan karena pariwisata pasti tidak terlepas dari 3A, salah satunya aksesibilitas.

“Bagaimana orang berpergian ke tempat lain kalau tiket pesawatnya mahal, bagaimana orang ke Batam kalau tiket ferinya, ojek online dan ongkos taksinya masih mahal. Namun kita masih bersyukur karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh Tokopedia, Batam masuk dalam lima destinasi terbesar di Indonesia. Penilaian ini berdasarkan hasil pembelian pemesanan tiket pesawat di Tokopedia, jadi Medan, Surabaya, Jabodetabek, kemudian Batam dan Makassar yang pemesanan tiket pesawatnya sangat tinggi,” katanya.

Mantan Kadisbudpar ini melanjutkan, Batam sekarang sudah berubah sebagai sebuah kota baru.

Pemko Batam melakukan perubahan infrastruktur yang sangat masif di Kota Batam. Kalau di era pandemi banyak daerah, banyak kota dan negara yang hanya terfokus dan banyak energi yang terbuang untuk mengatasi pandemi saja, maka Batam di era kepemimpinan Wali Kota Batam Muhammad Rudi fokus kepada dua hal, satu adalah mengatasi covid itu sendiri dan yang kedua adalah melakukan pemulihan ekonomi.

“Pemulihan ekonomi dilakukan dengan cara membangun infrastruktur dan hasilnya kita lihat sekarang, ketika pandemi sudah mulai menghilang kita tinggal running saja. Wisatawan sudah masuk ke Batam dan mereka terpukau melihat Batam sudah berubah menjadi sebuah Kota Baru,” imbuhnya.

Ditegaskannya, apa yang dilakukan Pemko ini menunjukkan komitmen dan konsekuensi yang kuat terhadap dunia pariwisata. Aksesibilitas, atraksi dan amenitas semuanya sudah dilakukan dan diperbarui. (Sirait)