AlurNews.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau terus mendorong agar sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berkembang.
Hal ini dibuktikan dengan dibukanya pelatihan pembukuan usaha melalui aplikasi SiApik (Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) khususnya di Provinsi Kepri di Harris Hotel Batam Center, Kota Batam, Senin (17/10/2022)
Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi Daerah BI Kepri, Miftahul Choiri mengatakan, berdasarkan survei dari Bank Indonesia di tahun 2020, UMKM di Indonesia yang dapat mengakses pembiayaan kredit dari lembaga formal baru 30 persen.
Kemudian dari pembiayaan kredit dari lembaga Fintech atau lembaga keuangan non-formal hanya 6 persen.
Oleh karena itu, pengembangan UMKM tidak terlepas dari kemudahan akses terhadap pembiayaan dari lembaga keuangan bank maupun non-bank.
“Ini akibat masih banyaknya UMKM yang belum memiliki dokumen formal yang dibutuhkan untuk mengakses pembiayaan terutama dari bank. Seperti pencatatan keuangan yang meliputi aset hingga transaksi,” kata Miftahul Choiri.
Choiri menjelaskan, demi keberlangsungan UMKM, pencatatan keuangan sangat penting.
Selain dibutuhkan sebagai dokumen untuk mengajukan pembiayaan di lembaga keuangan, catatan keuangan juga dibutuhkan untuk mengevaluasi kondisi keuangan.
“Salah satu alasan BI menggelar pelatihan pembukuan usaha adalah, melihat masih banyak UMKM yang belum menjalankan pencatatan keuangannya secara rinci, BI Kepri pun menyiapkan Aplikasi SiApik bagi UMKM di Wilayah Provinsi Kepri,” terang Choiri.
Dalam pelatihan ini, ratusan pelaku UMKM di wilayah Kepri, dari beragam bentuk dan jenis usaha ikut ambil bagian. Dimana materinya diisi oleh pembicara Dosen sekaligus Financial Planner asal Malang, Jawa Timur, Dwi Wulandari.
Choiri menyebutkan, Aplikasi SiApik ini sangat mudah diakses dan memudahkan UMKM dalam melakukan pencatatan laporan keuangan, serta dapat langsung diunduh melalui Play Store atau App Store.
“Dalam pelatihan ini, kami juga membantu para pelaku UMKM mengunduh dan menggunakan aplikasi ini untuk kebutuhan pencatatan keuangan usahanya,” jelas Choiri.
Choiri menambahkan, sektor UMKM memiliki peran strategis di Indonesia dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 57 persen.
Selama ini, sektor UMKM juga telah menyerap sebanyak 97 persen tenaga kerja di Indonesia. UMKM juga telah menyumbang 16 persen dari angka ekspor non-migas.
Selain itu, Bank Indonesia terus terlibat dalam mendorong sektor UMKM, salah satunya dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Masyarakat juga diimbau untuk mendukung UMKM melalui konsumsi produk-produknya yang tak kalah bermutu dibanding produk luar negeri.
“Melalui pelatihan kali ini, kami mengajak UMKM agar dapat naik level menjadi lebih berdaya saing, salah satunya dengan memiliki laporan dan catatan keuangan yang lebih baik,” tutup Choiri. (Sirait)