Alurnews.com – Jelang perayaan Imlek tahun ini, nelayan pesisir di Kepri, khususnya Kota Batam telah menyiapkan alat untuk menangkap ikan Dingkis.
Ikan dingkis selalu dianggap sebagai harta karun dari laut karena banyak diburu untuk sajian pada saat perayaan Imlek. Dan ikan satu ini hanya bertelur di saat Hari Raya Imlek.
Harganya yang fantastis menjadi harapan nelayan berlomba-lomba untuk dapat panen sebanyak-banyaknya. Bahkan harga ini bisa mencapai Rp300 ribu per kg.
Salah satu nelayan di Tanjungpiayu, Kota Batam , Wiwin mengatakan, total tahun ini ada tujuh buah kelong atau alat perangkap telah ia siapkan untuk menangkap ikan dingkis tersebut.
Pasalnya, harga jual yang tinggi membuat para nelayan mempersiapkan perangkap atau alat penangkap dari jauh-jauh hari.
“Kelong kami sekeluarga total semua ada tujuh. Saya dua, mertua dua, ipar saya tiga,” kata Wiwin, Senin (09/01/2023).
Ia mengakui saat ini, belum banyak ikan dingkis yang masuk ke dalam kelong miliknya.
“Seminggu sebelum Imlek biasa banyak, mungkin Sabtu nanti sudah mulai ada itu nanti,” katanya.
Sementara itu, terkait harga ikan dingkis, ia mengatakan, saat ini belum ada informasi sebab ikan belum terlalu banyak.
“Nanti tunggu banyak biasanya baru ada informasi harga. Tahun lalu paling tinggi Rp250 ribu karena Covid. Biasanya sampai Rp400 ribu per kilo,” ucap Wiwin.
Ia berharap tahun ini ikan dingkis di kelongnya makin banyak dan harganya juga semakin bagus mengingat Covid yang sudah mereda.
Warga Tionghoa, Melly Cheong, menyebut ikan dingkis dengan sebutan ikan imlek.
Biasanya ikan akan disajikan secara utuh satu ekor dengan cara dibakar atau disajikan dengan campuran sayur daun bawang untuk hidangan tamu yang datang.
Tak heran jika masyarakat Tionghoa di Kepri percaya jika konsumsi ikan dingkis terutama dingkis bertelur saat imlek akan membawa keberuntungan di sepanjang tahun.
“Ikan Dingkis ini ikan Imlek, sebab hanya bertelur saat Imlek. Mengkonsumsi ikan Dingkis saat imlek akan membawa keberuntungan di sepanjang tahun,” ujarnya. (Adri)