Kak Seto Dorong Pembentukan Seksi Perlindungan Anak Tingkat RT di Batam

seksi perlindungan anak
Kak Seto hadir di Batam dan mendorong adanya seksi perlindungan anak di tiap RT. Foto: AlurNews,com/Nando

AlurNews.com – Menyambangi DPRD Kota Batam, Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto mendorong setiap RT di Batam, Kepulauan Riau memiliki seksi perlindungan anak, demi memutus mata rantai kekerasan seksual dan kriminalisasi terhadap anak.

“Seksi khusus ini berguna sebagai langkah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman, tidak hanya kepada orangtua namun juga kepada anak,” paparnya sesaat setelah pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Ketua DPRD Batam, Selasa (27/6/2023).

Berdasarkan data Polresta Barelang, Kota Batam, tercatat ada sebanyak 41 kasus kekerasan seksual anak terjadi kurun waktu Januari hingga Juni 2023.

Baca Juga: Pegiat Aktivis Perlindungan Komunitas Anak & Perempuan, Firman Gani Raih Semangat Kepri Award 2022

Melihat angka tersebut, Kak Seto menyebut bahwa hal ini diibaratkan fenomena gunung es. Ia menyakini, angka tersebut bukan merupakan angka secara keseluruhan.

“Ibarat gunung es, saya yakin itu belum keseluruhan. Kita tahu angka kekerasan terhadap anak di Batam, termaksud dalam kategori tinggi,” terangnya.

Wilayah Batam yang merupakan wilayah perbatasan di Indonesia, diduga menjadi salah satu penyebab tingginya kasus kekerasan seksual dan kekerasan yang melibatkan anak.

Untuk itu, Kak Seto juga mendorong agar Pemerintah Daerah (Pemda), serta instansi terkait seperti DPRD Kota dan Provinsi memiliki komitmen yang tegas dalam memberikan perlindungan kepada anak.

“Bukan bersifat seperti pemadam, sudah terjadi baru sibuk. Harus dimulai dari komitmen tegas dalam melakukan upaya pencegahan,” tegasnya.

Senada dengan dorongan pembentukan seksi khusus di tingkat RT. Kak Seto juga mendorong agar warga Kota Batam, dapat kembali merealisasikan hidup bertetangga yang sebenarnya.

“Kecanggihan teknologi saat ini membuat kita semakin dekat dengan yang jauh, namun semakin jauh dengan yang dekat. Sehingga tidak jarang kita tahu bahwa ada tetangga yang tidak mengetahui peristiwa apa yang tengah terjadi di lingkungannya,” jelasnya.

Tidak hanya peran pemerintah daerah, pria yang juga merupakan psikolog dan pemerhati anak ini juga mendorong peran serta orangtua dalam menjaga keselamatan anak.

“Jangan hanya fokus mencari penghasilan. Begitu di rumah saat anak mencoba komunikasi, orangtua sudah menolak dengan alasan capek kerja,” tuturnya. (Nando)