Terpilih Secara Aklamasi, Rizki Faisal Pimpin FOBI Kepri hingga 2027

rizki faisal fobi kepri
Rizki Faisal terpilih sebagai Ketua FOBI Kepri untuk periode 2023-2027. Foto: Istimewa/Dok. FOBI Kepri.

AlurNews.com – Rizki Faisal terpilih secara aklamasi untuk memimpin Federasi Olahraga Barongsi Indonesia (FOBI) Provinsi Kepulauan Riau periode 2023 hingga 2027.

Rizki terpilih dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) di Baverly Hotel Batam dengan mengusung tema Olahraga Barongsai Melaju, Berprestasi Kepri Maju pada Sabtu (19/8/2023) di Baverly Hotel Batam.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Harian FOBI Indonesia Hasan Karman, hingga pengurus FOBI Kabupaten dan Kota se-Provinsi Kepri.

Baca Juga: Olahraga Penting, Jefridin Lepas Peserta Gerak Jalan Warga RW 21 Sempena HUT ke-78 RI

Ketua Panitia Musprov FOBI Provinsi Kepri, Sudjiman mengatakan saat ini kepengurusan FOBI di Kepri sudah berada di lima Kabupaten dan Kota di Kepri yakni di Kota Batam, Karimun, Lingga, Natuna, dan Tanjungpinang.

Dari lima daerah ini, kepengurusan FOBI Kota Tanjungpinang tinggal menunggu turunnya Surat Keputusan (SK),” tegasnya.

Ia menegaskan, agenda utama Musprov Provinsi Kepri adalah pemilihan Ketua FOBI Kepri untuk masa periode 2023 – 2027.

“Dari hasil Musprov ini, akhirnya secara aklamasi Rizki Faisal terpilih sebagai ketua dan menggantikan pejabat sebelumnya Djohar Arief,” tegasnya.

Rizki Faisal sebagai ketua terpilih mengatakan, dalam olahraga barongsai ini sangat banyak potensi menarik, selain menargetkan lebih banyak medali sebagai capaian prestasi, Rizki melihat FOBI sebagai wadah keberagaman dan persatuan.

“Kita lihat barongsai ini mengandalkan unsur gotong royong, kekuatan dan kekompakan dan akhirnya menghasilkan gerakan yang kuat dan kokoh, saya melihat ini sebagai potensi yang mewakili Indonesia yang multi etnis, bahasa dan budaya,” ujarnya,

Hal itulah yang membuat Wakil Ketua 1 DPRD Kepri ini bersedia memimpin FOBI Kepri. Ia berharap di masa kepemimpinannya akan memberikan hasil yang terbaik.

Barongsai sendiri adalah hasil dari akulturasi antara budaya nusantara dengan budaya Tionghoa. Kata “barong” merujuk pada kesenian Indonesia, tepatnya Bali di mana para penari menari memakai boneka ataupun kostum, sedangkan “sai” berasal dari bahasa Hokkian yang berarti Singa.

Barongsai (Lion Dance) merupakan seni budaya yang biasa dilakukan untuk mengumpulkan orang, sebagai sarana hiburan dan juga dipentaskan untuk mengusir roh-roh jahat, untuk upacara duka cita, untuk upacara pernikahan, rukun keluarga, meminta keselamatan, serta memiliki tanda kebahagian .

Selain itu, Barongsai di Indonesia sudah diperlombakan di Bidang Olahraga. Bahkan FOBI telah diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). dan sampai ke perlombaan di tingkat Internasioal .

Barongsai Indonesia sendiri, sudah beberapa kali menjuarai pertandingan tingkat internasional, yang diadakan di berbagai negara. Kini barongsai tidak hanya dimainkan oleh keturunan suku Tionghoa saja, melainkan sudah berbagai suku, ras, serta kepercayaan lain.

Hal ini membuktikan bahwa barongsai sudah tidak menjadi kebudayaan saja, melainkan sudah menjadi olah raga yang digemari oleh semua elemen masyarakat. (red)