Disdik Batam Dorong Guru Buat Media Pembelajaran Bagi Siswa Agar Mudah Dipahami

Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam mendorong para guru agar membuat media pembelajaran berdasarkan hasil karya mereka sendiri. Dan tidak disediakan lagi oleh pemerintah.

Pasalnya dengan hasil karya mereka itu lebih mudah dipahami oleh peserta didik dibandingkan membawa dari luar. Cara ini memberikan kemudahan dalam penyampaian materi di sekolah.

Kepala Disdik Kota Batam Tri Wahyu Rubianto mengatakan saat ini sudah banyak guru menghasilkan media pembelajaran yang diciptakan dalam ruang belajar sesuai kondisi kelas dan siswa masing masing.

Ia menegaskan pembuatan media pembelajaran berbeda dengan penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 merupakan proses terciptanya kemandirian siswa dalam menghasilkan sesuatu, sehingga menumbuhkan karakter siswanya.

Ia mengatakan hingga saat ini seluruh sekolah masih menerapakan Kurikulum Merdeka sebagai acuan pembelajaran.

“Kurikulum Merdeka sedang dikaji oleh Kementrian Pendidikan, tapi yang kami ketahui dari pak menteri akan dilakukan penguatan dari kurikulum yang sudah ada. Seandainya ada perubahan istilah sekalipun tidak akan membingungkan bagi para guru,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa “Deep Learning” atau pembelajaran mendalam adalah pendekatan belajar untuk meningkatkan kapasitas siswa, bukan kurikulum pendidikan.

“‘Deep learning’ itu bukan kurikulum. Itu pendekatan belajar,” ujarnya saat ditemui usai acara “Pak Menteri Ngariung” untuk menampung aspirasi para sastrawan di halaman kantor Badan Bahasa, Jakarta, Jumat malam.

Perbincangan di media sosial sempat ramai tentang kurikulum baru “deep learning” yang dianggap akan menggantikan Kurikulum Merdeka.

Mu’ti menegaskan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) hingga kini masih mengkaji kurikulum pendidikan yang akan diterapkan di Indonesia dan belum memutuskan untuk mengganti Kurikulum Merdeka.

“Belum ada keputusan soal itu. Yang saya sampaikan itu soal pendekatan belajarnya,” katanya. (rul)