AlurNews.com – Upaya mendukung keberlanjutan program Kepri terang, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp127 miliar yang bersumber dari penyertaan modal negara kepada PLN. Hal ini bertujuan pemerataan akses listrik di wilayah kepulauan melalui program Kepri Terang.
Program difokuskan pada pembangunan jaringan listrik bawah laut dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal untuk pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.
“Selain itu, Pemprov Kepri juga mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan energi ter barukan,” kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepri, Muhammad Darwin, Selasa (4/2/2025).
Adapun beberapa perusahaan di Kepri sudah mulai membangun PLTS atap (rooftoop), seperti McDermott yang bekerja sama dengan PLN Batam.
“Di Lagoi, Bintan, juga telah dibangun PLTS terapung dengan kapasitas 2,5 megawatt di atas waduk,” ujarnya
Diakuinya pendekatan dalam penyediaan listrik di wilayah kepulauan disesuaikan dengan jumlah penduduk dan letak geografis. Untuk pulau-pulau yang berdekatan, seperti Pulau Lengkang, listrik akan disambungkan ke Pulau Belakang Padang, Manis, dan Lengkang.
“Kalau jumlah penduduknya sedikit, membangun pembangkit sendiri akan berat bagi mereka untuk mengoperasikannya. Oleh karena itu, bisa menggunakan Solar Home System atau PLTS rumah ke rumah,” ujar Darwin, Selasa (4/2/2025).
Sementara itu, dalam upaya memastikan pasokan listrik tetap stabil, Pemprov Kepri juga telah mengembangkan sistem listrik hybrid yang mengombinasikan PLTS dengan generator diesel (genset). Sistem ini mulai diterapkan sejak 2023 di enam lokasi, yakni tiga di Batam, satu di Lingga, dan satu di Karimun.
“PLTS memiliki sifat intermiten, tergantung pada kondisi alam. Saat musim hujan dan tertutup awan, serapan energinya berkurang, sehingga butuh dukungan dari genset untuk mengisi daya aki-aki yang ada di sistem tersebut,” jelas Darwin.
Pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan pembangkit skala kecil yang dapat mengisi ulang daya baterai di PLTS komunal, sehingga listrik tetap tersedia meski kondisi cuaca tidak mendukung.
Dengan berbagai langkah ini, program diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah kepulauan, sekaligus mendukung transisi energi bersih di Indonesia. (rul)