AlurNews.com, Batam – Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) Batam kian meneguhkan posisinya sebagai pusat investasi unggulan di Indonesia. Dengan infrastruktur modern, kemudahan fasilitas fiskal, dan posisi strategis di jalur pelayaran internasional, Batam memang jauh lebih siap ketimbang kawasan FTZ lain seperti Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun.
Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, menyebut Batam merupakan satu-satunya kawasan FTZ di Kepri yang telah bertransformasi secara menyeluruh menjadi hub industri, logistik, sekaligus perdagangan global.
“Batam memiliki keunggulan yang sulit disaingi daerah lain. Investor akan menemukan ekosistem lengkap, mulai dari infrastruktur pelabuhan, bandara internasional, kawasan industri modern, hingga regulasi yang jelas. Semua sudah siap, tinggal dimanfaatkan,” katanya, Jumat (3/10).
FTZ Batam dibentuk berdasarkan UU No 44 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, yang kemudian diperpanjang melalui Perppu No 1 Tahun 2020. Dengan dasar hukum tersebut, Batam mendapatkan fasilitas khusus berupa pembebasan bea masuk, PPN, PPnBM, dan cukai untuk barang yang masuk.
“Ini artinya, setiap investor yang beroperasi di Batam bisa menghemat biaya produksi secara signifikan. Ditambah lagi, mekanisme ekspor-impor lebih cepat dengan adanya sistem one stop service yang kami terapkan,” kata Li Claudia.
Selain fiskal, fasilitas non-fiskal juga menjadi daya tarik. BP Batam telah menyediakan kawasan industri terintegrasi, layanan perizinan digital yang ringkas, serta jaringan utilitas yang lengkap mulai dari listrik, air bersih dan lain-lain.
“Investor tidak perlu menunggu bertahun-tahun membangun sendiri infrastruktur. Semuanya sudah ada di Batam. Inilah yang membedakan Batam dengan FTZ di wilayah lain yang masih memerlukan waktu untuk menyiapkan infrastruktur dasar. Bisa dikatakan, FTZ Batam paling siap untuk menjadi pusat investasi global,” katanya.
Keunggulan lain Batam adalah letak geografisnya yang sangat strategis. Berada tepat di jalur pelayaran internasional Selat Malaka dan hanya sekitar 20 kilometer dari Singapura, Batam menjadi pintu masuk ideal bagi perdagangan global.
“Investor bisa memanfaatkan Batam sebagai base produksi untuk menembus pasar ASEAN maupun internasional. Logistik dari Batam ke Singapura atau Malaysia hanya hitungan jam. Ini mempercepat rantai pasok dan efisiensi distribusi,” ujar dia.
Dari sisi tenaga kerja, Batam juga diuntungkan dengan ketersediaan SDM yang berpengalaman di sektor manufaktur, elektronik, perkapalan, hingga industri kreatif. Universitas dan lembaga pendidikan vokasi di Batam secara rutin mencetak lulusan siap pakai untuk dunia industri.
“Batam juga menjadi destinasi talenta muda untuk berkembang lebih global (luas),” kata Li Claudia.
Menurut data BP Batam, realisasi investasi BP Batam per triwulan I 2025 mencapai Rp14,2 triliun: Rp11,53 triliun untuk PMA dan Rp2,71 triliun untuk PMDN, dengan tren pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Sektor dominan meliputi manufaktur elektronik, energi, logistik, dan pariwisata berbasis MICE.
“Angka ini bukti nyata bahwa Kota Batam masih menjadi magnet investor. Kami ingin semakin banyak investor nasional yang memanfaatkan fasilitas FTZ Batam, bukan hanya investor asing. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Kepri dan Indonesia pada umumnya,” kata Li Claudia.
Ia bersama Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, berkomitmen untuk terus memperkuat tata kelola kawasan. Transformasi kelembagaan yang dilakukan membuat pelayanan perizinan menjadi lebih transparan, cepat, dan pasti.
“Kami ingin menciptakan iklim investasi yang sehat, transparan, dan kompetitif. Target kami bukan hanya menarik investor, tetapi juga memastikan mereka bertahan dan berkembang di Batam,” katanya.
Dengan segala keunggulannya, FTZ Batam kini diposisikan sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Perekonomian juga pernah menyebut Batam sebagai proyek strategis yang harus terus didorong untuk menopang daya saing Indonesia di kancah global.
“Jadi, bagi siapa pun yang ingin berinvestasi, Batam adalah pilihan terbaik. Kami mengundang publik, baik dari Kepri maupun seluruh Indonesia, atau bahkan dunia untuk memanfaatkan keunggulan FTZ Batam. Momentum ini harus kita tangkap bersama,” katanya.