AlurNews.com – Banyak orang menganggap vape atau rokok elektrik lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Padahal, cairan vape tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang diekstrak dari tembakau dan bahan kimia lain yang tak kalah berisiko bagi tubuh.
Dibungkus dalam aroma dan rasa yang menggoda, vape justru menimbulkan ancaman baru bagi kesehatan, terutama bagi anak muda yang mulai menjadikannya gaya hidup.
Berikut sejumlah bahaya vape yang perlu diwaspadai dilansir dari laman Hellosehat.
1. Menyebabkan Kecanduan Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang membuat penggunanya sulit berhenti. Pada vape, kadar nikotin bisa lebih tinggi karena perangkat elektrik mampu mengalirkannya dalam jumlah besar.
Akibatnya, pengguna dapat mengalami gejala putus nikotin seperti pusing, mual, dan mudah marah saat mencoba berhenti.
2. Menyebabkan Keracunan Nikotin
Kadar nikotin yang tinggi dalam cairan vape dapat menyebabkan keracunan, dengan gejala seperti mual, muntah, kejang, hingga depresi pernapasan.
Dalam kasus ekstrem, 30–60 miligram nikotin dapat mematikan bagi orang dewasa. Satu botol kecil cairan vape bahkan bisa mengandung lebih dari 100 mg nikotin.
3. Menghambat Perkembangan Otak
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penggunaan nikotin pada remaja dapat merusak bagian otak yang mengatur konsentrasi, suasana hati, dan pengendalian diri.
Proses pembentukan ingatan dan kemampuan belajar juga terganggu karena otak remaja masih terus berkembang hingga usia sekitar 25 tahun.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Uap nikotin pada vape bisa memicu produksi hormon adrenalin, yang menyebabkan detak jantung meningkat dan tekanan darah naik. Dalam jangka panjang, kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian mendadak. Penggunaan vape secara rutin juga memperberat kerja jantung karena tubuh terus berada dalam kondisi “siaga stres.”
5. Merusak Paru-Paru
American Lung Association menyebutkan, salah satu kandungan berbahaya dalam cairan vape adalah acrolein, senyawa kimia yang juga digunakan sebagai pembunuh gulma.
Zat ini dapat memicu cedera paru, asma, hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, bahan perasa seperti diacetyl juga dapat merusak sel-sel paru dan menyebabkan penyakit pernapasan serius.
Vape Bukan Solusi Aman
Melihat berbagai risikonya, jelas bahwa vape bukan alternatif aman bagi perokok. Baik rokok konvensional maupun elektrik, keduanya mengandung zat berbahaya yang dapat merusak organ vital tubuh.
Langkah terbaik untuk menjaga kesehatan adalah berhenti merokok sepenuhnya. Anda bisa memanfaatkan berbagai metode, mulai dari terapi pengganti nikotin, hipnoterapi, hingga konseling berhenti merokok.
Bagi mereka yang menggunakan vape untuk mengurangi kebiasaan merokok, sebaiknya memilih cairan tanpa nikotin dan tetap berkonsultasi dengan tenaga medis agar prosesnya aman dan terarah. (red)