
AlurNews.com – Pemerintah Kota Batam terus memperkuat pengendalian inflasi dengan menggencarkan operasi pasar dan pasar murah di berbagai wilayah. Langkah ini menjadi strategi menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok sekaligus melindungi daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.
Sekda Kota Batam Firmansyah menegaskan komitmen tersebut saat mewakili Wali Kota Amsakar Achmad dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025 yang digelar Kemendagri secara virtual, Senin (24/11/2025). Rapat berlangsung di Ruang Rapat Sekda Lantai II Kantor Wali Kota Batam.
Firmansyah menyampaikan bahwa berbagai program pengendalian harga terus dijalankan oleh Pemko Batam.
“Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam rutin melaksanakan operasi pasar. Selain itu, Bagian Perekonomian Setdako Batam juga menggelar pasar murah menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Ketua Harian TPID Kota Batam itu, dikutip dari Media Center Pemko Batam.
Ia berharap upaya tersebut dapat membantu masyarakat. “Semoga program pemerintah ini mampu menjaga daya beli dan ketahanan ekonomi warga Batam,” tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan inflasi Batam month to month (m-to-m) tercatat 0,43 persen, inflasi year on year (y-on-y) 2,26 persen, dan inflasi tahun kalender 3,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 110,14.
Kenaikan harga dipicu 10 kelompok pengeluaran, terutama perawatan pribadi dan jasa lainnya, makanan, minuman dan tembakau, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran. Sementara kelompok transportasi mengalami deflasi 0,99 persen.
Beberapa komoditas menjadi penyumbang inflasi, antara lain emas perhiasan, cabai merah, sewa rumah, minyak goreng, biaya perguruan tinggi, telur ayam ras, daging sapi, dan pisang. Sedangkan komoditas seperti angkutan udara, bawang merah, bawang putih dan sejumlah ikan mendorong deflasi.
Secara nasional, inflasi Oktober 2025 month to month sebesar 0,28 persen, inflasi year on year 2,10 persen, dan inflasi tahun kalender 2,84 persen. Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa kenaikan harga emas menjadi salah satu pemicu inflasi nasional.
“Harga emas meningkat 52,76 persen karena tingginya minat masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi. Tanpa emas, inflasi hanya 0,07 persen,” paparnya.
Rakor dipimpin Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiyagus dan diikuti pemerintah daerah se-Indonesia. Dari Pemko Batam hadir Sekda Kota Batam bersama Kepala BPKAD Abdul Malik serta perwakilan sejumlah OPD terkait. (red)
















