
AlurNews.com – Dinamika perdagangan global yang terus berubah mendorong pelaku usaha nasional untuk meningkatkan kesiapan dan daya saing dalam menghadapi pasar internasional. Pergeseran pola permintaan, struktur pasar, serta strategi promosi ekspor menjadi tantangan sekaligus peluang yang perlu direspons secara adaptif oleh pelaku usaha Indonesia, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) memiliki peran penting dalam mendukung upaya tersebut melalui penyediaan analisis pasar, pemetaan peluang ekspor, serta rekomendasi pasar yang relevan bagi eksportir. Sebagai bagian dari upaya penguatan pengembangan pasar ekspor, Ditjen PEN melalui Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor (Dit. P2IE) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Analisa Pasar Tujuan Ekspor pada Kamis, 18 Desember 2025, di Harmoni One Convention Hotel & Service Apartments, Batam, Kepulauan Riau.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi pelaku usaha untuk menyampaikan secara langsung berbagai tantangan yang dihadapi dalam memasuki pasar ekspor. Sejumlah isu utama yang mengemuka antara lain keterbatasan akses informasi pasar tujuan, pemenuhan standar dan regulasi negara tujuan, keterbatasan pembiayaan, serta kesulitan menjalin kemitraan dengan mitra dagang internasional yang kredibel.
FGD tersebut menghadirkan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pelaksana Kontraktor dan Konstruksi Nasional (APPEKNAS), Fandy Iood, sebagai narasumber. Dalam paparannya, Fandy menegaskan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, dan asosiasi untuk membangun ekosistem ekspor nasional yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Menurut Fandy, Kadin sebagai mitra strategis pemerintah berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha agar mampu bersaing di pasar global. Salah satu upaya konkret yang dilakukan Kadin adalah pengembangan platform WikiExport, yang menyediakan informasi pasar, pemahaman dasar regulasi ekspor, serta peluang kerja sama internasional bagi UMKM.
“Platform WikiExport diharapkan dapat menjadi pintu awal bagi UMKM untuk memahami pasar global, meningkatkan kesiapan usaha, serta membangun kepercayaan diri dalam menembus pasar ekspor,” ujarnya.
Selain itu, FGD ini juga diikuti oleh perwakilan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Eximbank Indonesia) yang memaparkan berbagai skema pembiayaan, penjaminan, dan asuransi ekspor. Paparan tersebut memberikan gambaran kepada pelaku usaha mengenai solusi pembiayaan alternatif untuk mengatasi kendala permodalan dalam pengembangan ekspor.
Turut hadir BPC HIPMI Batam yang menyampaikan aspirasi pengusaha muda daerah, khususnya di wilayah perbatasan yang memiliki posisi strategis dalam jalur perdagangan internasional. HIPMI Batam menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penguatan jejaring bisnis guna mendorong tumbuhnya eksportir baru dari daerah.
Melalui FGD ini, Ditjen PEN berharap dapat menghimpun masukan yang konstruktif dari pelaku usaha sebagai dasar perumusan kebijakan dan program pengembangan pasar ekspor yang lebih tepat sasaran. Sinergi antara pemerintah, Kadin, APPEKNAS, lembaga pembiayaan, dan asosiasi pengusaha diharapkan mampu memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global secara berkelanjutan. (ib)

















