BATAM – Anggota Bidang Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Syahril Japarin, kembali melakukan melakukan peninjauan di Waduk Sei-Harapan dan Agrowisata Marina BP Batam dengan bersepeda pada Sabtu (12/8/2020) pagi dengan bersepeda.
Peninjauan kali ini dilakukan untuk melihat dari dekat kondisi area tangkapan air Waduk Sei Harapan dan perkembangan Agrowisata Marina Badan Pengusahaan Batam.
Peninjauan ini didampingi oleh Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan (BU Fasling) BP Batam, Binsar Tambunan, Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan, Memet E. Rachmat, dan sejumlah pejabat tingkat III dan IV BP Batam yang kesemuanya bersepeda.
Direktur BU Fasling BP Batam, Binsar Tambunan, mengatakan, kunjungan pertama meninjau pembibitan pertamanan BP Batam dan dilanjutkan melihat lokasi tanaman hidroponik di lahan agrobisnis Temiang.
“Peninjauan dilakukan dengan bersepeda bersama Bifza CC dan MCC ke beberapa lokasi, yakni meninjau kebun pembibitan pertamanan BP Batam dan dilanjutkan melihat lokasi tanaman hidroponik di lahan agrobisnis Temiang. Setelah itu kami melanjutkan peninjauan ke Waduk Sei Harapan,” kata Binsar.
Titik terakhir dari peninjauan di Waduk Sei Harapan, Dikatakan Binsar, Lokasi spillway Waduk Sei Harapan, melimpah setinggi 4 cm, kita mengharapkan ketersediaan air di Pulau Batam tetap terjaga untuk ke depannya.
Binsar Tambunan menambahkan, pengamanan akan terus ditingkatkan oleh Tim Patroli BP Batam yang terdiri dari Direktorat Pengamanan Aset dan BU Fasling dalam penjagaan catchment area.
Maulana Syahfutra, salah seorang anggota BIFZA CC, menginformasikan, dalam peninjauan ini sedikitnya 50 pesepeda dari komunitas BIFZA Cycling Community dan Mandiri Cycling Club (MCC) ikut serta dengan menempuh jarak sepanjang 21 kilometer.
Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin, berpesan untuk seluruh stakeholder harus bersama-sama untuk terus menjaga daerah tangkapan air waduk agar ketahanan air baku dari segi 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas) di Batam tetap terjaga.
“Karena menjaga dan mempertahankan lebih sulit dari pada membangun,” kata Syahril Japarin.
(rls/hsn)