Rudi Ex-officio Kepala BP Batam Abaikan RDP Soal Pasca Konsesi ATB

BATAM – Lagi-lagi, Muhammad Rudi Ex-officio Kepala BP Batam terkesan mengabaikan undangan rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar DPRD kota Batam, Jumat (18/9/2020) lalu.

Padahal, RDP tersebut guna membahas kejelasan suplai air dinilai akan terganggu saat berakhirnya masa konsesi ATB, 14 November mendatang.

Dengan ketidakhadiran Muhammad Rudi dalam RDP tersebut, membuat Nuryanto Ketua DPRD Kota Batam kecewa.

Ia menilai, Ex-officio Kepala BP Batam terkesan tidak menghargai peran Wakil Rakyat mewakili suara masyarakat Batam yang tentunya mulai was-was terkait suplai air yang bisa saja terganggu. Menjelang masa konsesi ATB yang akan habis dan konflik ATB Vs BP Batam masih terus berlanjut.

Dalam RDP itu, Nuryanto menjelaskan, bahwa topik utama dalam RDP tersebut lebih mengenai pembahasan pelayanan pasca berakhirnya konsesi pada tanggal 14 November mendatang.

“Kembali tidak datang, bahkan juga tidak ada perwakilan BP Batam yang datang dalam pembahasan pelayanan udara kepada masyarakat nanti,” tegasnya.

Dalm kesempatan tersebut, sebagai perwakilan dari masyarakat Kota Batam, Nuryanto juga menyatakan bahwa akan kembali menjadwalkan pertemuan guna mendapatkan kepastian dan penjelasan dari pihak BP Batam.

“Nanti akan kita jadwalkan kembali bapak-ibu. Untuk saat ini yang hadir, RDP kita santai saja. Walau sebenarnya kita perlu BP Batam, untuk menjawab jaminan pelayanan udara di akhir konsesi ATB nanti, ”paparnya.

Di RDP itu juga, tampak seluruh Ketua Komisi DPRD Batam, Head Of Coorporate Secretary ATB, Maria Jacobus, serta perwakilan dari Pemko Batam, dan BKSDA Kepulauan Riau.

Alasan Ketua DPRD Batam mengundang pihak-pihak selaku pemangkung kepentingan terkait pengelolaan air, yang merupakan kebutuhan hajat hidup masyarakat Batam itu, terutama Wali Kota Batam yang juga Ex-officio kepala BP Batam, M Rudi.

Selama ini kata dia, masalah pengakhiran konsesi yang berliku mengancam terjadinya mati air, karena tidak beroperasinya secara normal sistem pasca konsesi.

Kekhawatiran warga mencuat karena sampai saat ini pengelola baru, belum tampak melalukan persiapan untuk alih aset, SDM hingga teknologi yang digunakan oleh ATB selama ini.(*)