BATAM,AlurNews.com – Kematian Baharuddin alias Bahar yang ikut ditembak oleh oknum Bea dan Cukai pada saat di perairan Tembilahan, Riau. Tak hanya menjadi duka mendalam bagi keluarga maupun masyarakat sungai bela. Namun duka itu juga menjadi duka cita bagi Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam.
H. Masrur Amin, SH.,MH mengungkapkan, bahwa Bahar meninggal saat berada satu speed boat pancung bersama almarhum Haji Permata yang juga ikut tertembak pada saat peristiwa berdarah, Jum’at 15 Januari 2021 yang lalu.
Ia menyebut, Bahar terkena tembakan dibagian Kepala, dari bagian pelipis mata hingga tembus kebagian belakang kepala. Bahar sempat mendapatkan penanganan medis namun takdir berkata lain, nyawa Bahar tak dapat diselamatkan. 19 Januari 2021, Bahar meninggal dunia di salah satu Rumah Sakit di Jambi.
Banyak berita yang telah beredar luas, menyebutkan bahwa Bahar adalah tekong almarhum Haji Permata. Namun, Masrur Amin mewakili pihak keluarga menegaskan, bahwa almarhum Bahar bukanlah tekong ataupun anak buah dari almarhum Haji Permata.
“Bahar bukan tekong, ataupun anak buah almarhum Haji Permata. Bahar hanyalah pengantar nasi. Biasanya, jika ada speed boat yang berlabuh atau melalui sungai bela, Bahar lah yang menjadi pengantar nasi atau menawarkan nasi. Jadi almarhum bukan bagian dari almarhum Haji Permata,” kata Masrur, Jum’at, 29/1/21.
Mengapa Bahar bisa berada satu speed boat pancung dengan almarhum Haji Permata. Masrur kembali menjelaskan. “Bahar saat itu memang sedang mengantar nasi untuk almarhum Haji Permata dan beberapa orang anak buahnya. Namun saat itu speed boat pancung yang ditumpanginya bersama almarhum Haji Permata mendapatkan pengejaran dari petugas Bea dan Cukai,” katanya lagi.
“Pada saat pengejaran itu, speed boat pancung yang ditumpanginya bersama almarhum Haji Permata sudah terjepit, sudah dikepung. Tembakan pun dilancarkan. Karena merasa terjepit, almarhum Haji Permata dan rombongan sempat mencoba memberikan halauan agar bisa lolos dari kepungan petugas BC. Namun tembakan semakin brutal,” jelas Masrur.
“Bahar lebih dulu terkena tembakan. Setelah itu almarhum Haji Permata yang dibidik, dan terkena tembakan dibagian dada hingga tewas ditempat. Dan dua anak buah almarhum Haji Permata juga tertembak dibagian kaki dan lengan kiri. Ini tentu penembak yang brutal,” tegas Masrur Amin.
Lebih lanjut, Masrur Amin mengatakan, bahwa sesuai pernyataan saksi hidup dalam kejadian itu, jumlah petugas Bea dan Cukai dengan rombongan almarhum Haji Permata tidak seimbang. “Kalau dari jumlah, tentu petugas lebih banyak. Sesuai kata saksi hidup. Seharusnya penembakan itu tidak terjadi. Kalau pun ada perlawanan, perlawanan itupun tidak menggunakan senjata api. Seharusnya pihak Bea dan Cukai hanya melakukan penangkapan jika ada hal yang dianggap melanggar, jangan main tembak hingga nyawa seseorang menjadi korbannya,” tegasnya lagi.
Atas kejadian itu, Masrur juga mengatakan, pihak keluarga Bahar telah menyerahkan kasus tersebut kepada KKSS. “Pihak keluarga telah menyerahkan ke KKSS, untuk itu, kami berharap penegak hukum segera menangkap pelaku penembak itu,” harapnya.
Saat ini, kasus penembakan tersebut telah ditangani oleh pihak Polda Riau. Puluhan saksi telah diperiksa penyidik termasuk beberapa oknum Bea dan Cukai Tembilahan dan Karimun yang saat itu bertugas melakukan pengerjaan terhadap speed boat pancung yang ditumpanginya almarhum Haji Permata dan rombongan.
Dari informasi yang diperoleh, bahwa saat ini polisi telah mengamankan lima butir peluru yang diperoleh dari kejadian tersebut. Dan beserta senjata yang diduga digunakan oknum Bea Cukai untuk menembak.
Disamping itu, atas kejadian tersebut, KKSS Kota Batam akan menggelar aksi demo di depan kantor Bea dan Cukai di Karimun pada Senin mendatang.
Ratusan massa diperkirakan akan turun dalam aksi menuntut kematian almarhum Haji Permata dan Bahar.
(Red)