Pembuatan terowongan yang menembus bukit menggunakan teknologi New Austrian Tunneling Methods (NATM), yaitu memberi penguatan kepada tanah sebelum menggali, setelah itu dilakukan evaluasi dan monitoring dari perkuatan yang diberikan.

Kemudian dilakukan penggalian dengan menggunakan first lining dan second lining. Metode penggalian yang digunakan dalam konstruksi terowongan Tol Cisumdawu adalah metode penggalian three-bench seven-step yang dapat menstabilkan pemuka terowongan tanpa memerlukan tambahan penyangga.
Terowongan ditutup dengan lapisan beton yang disemprotkan (shotcrete) agar meningkatkan kohesi internal massa batuan, memperkuat galian pendukung, dan bertindak sebagai lapisan sementara maupun lapisan akhir. Pembangunan terowongan menelan dana Rp890 miliar dalam waktu 1,5 tahun.
Sumber Referensi: Kementerian PUPR RI