Wawan Si Montir Sepeda: Pernah Jadi Sopir Pribadi Jendral dan Kerja Bersihkan Ruangan Gatot Nurmantyo

[Profil] Wawan Gunawan Mekanik Sepeda Tokoh Barokah Batam.

“Pokoknya, setiap ada peluang. Pokoknya terima. Pikiran, bagaimana bisa bertahan hidup. Bisa makan dan punya biaya sehari-hari,” kata Wawan.

Menjadi cleaning service di Mabesad tentu suatu kebanggaan tersendiri. Sama halnya yang dirasakan Wawan ketika itu. “Oh.. bersyukur sekali. Walaupun cuma tukang bersih-bersih. Tapi aku bangga bisa terlibat di Mabesad. Bisa ketemu banyak tentara dan Jenderal-jenderal waktu itu. Semuanya baik-baik pula,” katanya.

Ada cerita menarik di Mabesad kata Wawan, ketika itu, Wawan bertemu dengan salah satu prajurit TNI asal Jambi yang bertugas membawa mobil pengangkut para prajurit lainya.

“Nah, disana itu banyak sekali yang kasih kita motivasi. Waktu di musholla, adalah satu anggota TNI asal Jambi. Tiap ketemu, dia pasti kasih nasehat. Yang paling ku Ingat kata-katanya. Yaitu, “Kita boleh susah-susah dahulu. Suatu saat kita akan bersenang-senang. Jangan patah semangat”. Itulah pesannya,” cerita Pria yang kini bekerja sebagai montir sepeda di Kota Batam.

Tak hanya seringkali mendapatkan motivasi dari para prajurit TNI. Wawan memiliki kenangan yang menurutnya suatu kebanggaan. Dimana ketika itu, Wawan diberikan kepercayaan dan tugas untuk membersihkan ruang rapat Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

Tak hanya itu saja, Wawan ketika di Mabesad pernah dipercaya menjadi sopir pribadi salah satu Jendral Bintang 1. Wawa yang memiliki jiwa pekerja keras dan selalu memegang teguh prinsip kejujuran. Membuatnya tidak kesulitan mendapatkan sebuah pekerjaan.

Hampir 7 bulan, Wawan bekerja di Mabesad. Wawan akhirnya memutuskan untuk kembali merantau ke kota lainnya. Yakni Kota Batam. Dimana kota ini menjadi kota yang membuat Wawan betah untuk bertahan hingga saat ini.

Namun ketika Wawan sedang menikmati menjadi perantau yang berpindah tempat. Wawan mendapatkan kabar buruk. Ayah tiri kedua Wawan tutup usia pada tahun 2019. Wawan benar-benar terpukul ketika itu. Apa tidak. Setelah tinggal sang ayah kandung, Wawan tinggal selamanya oke dua seorang Ayah tirinya.