Tami mengungkapkan, tertarik untuk mengangkat fakta riil di lapangan rusaknya jalan di sepanjang wilayah itu karena keluhan memang kerap terdengar sehari-hari, baik dari kawan maupun saudaranya yang ada di Bengkong.

Ia berharap, kondisi jalan yang banyak dikeluhkan bisa menjadi perhatian pemerintah Kota Batam dan segera diperbaiki.
Selain itu, konsep penataan jalan yang semula tanpa pembatas jalan di tengah semsetinya dibarengi dengan konsekuensi pemeliharaan lebih lanjut.
“Dulu satu lajur untuk dua arah, lalu dibagi dua menjadi dua lajur berlawanan. Tapi bagaimana pemeliharaannya dan penyelesaiannya? Sebab sampai sekarang seperti proyek yang belum selesai,” ungkapnya.

Sebagian titik di wilayah itu masih berupa cor semen. Di bagian pinggir bekas pelebaran, masih banyak lobang yang secara riil belum nyaman untuk dilalui.
Keluhan kerap didengar dari warga, tapi kapan ada perbaikan sampai sekarang belum ada kabar yang bisa dijelaskan.(*)