BATAM, AlurNews.com – Ansar Ahmad Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya buka suara terkait isu keretakan hubungannya dengan Marlin Agustina, Wakil Gubernur Kepri yang beberapa bulan belakangan setelah dilantik menjadi pemimpin di kepri.
Isu yang kian santer bermunculan dimuka publik, seakan keduanya sedang saling serang. Bahkan muncul bahasa yang seakan menuding Ansar Ahmad ingkar janji dalam kesepakatan politik bersama Marlin.
Namun dalam acara bersama awak media di hotel Harmoni Nagoya, Senin, 9 Agustus 2021 kemarin, Ansar buka-bukaan soal pemicu yang menggambarkan keretakan hubungannya dengan sang Wakil.
Menurut Ansar, pihaknya bekerja referensinya adalah undang-undang. Setiap kegiatan yang harus ditangani oleh Wakil Gubernur Kepri. Pihaknya pasti mendisposisikan ke Wakil Gubernur.
“Setiap berkegiatan di Batam, pasti saya undang beliau (Marlin-red), mungkin bu Marlin sibuk mendampingi pak Rudi ya kan, tak ada waktu mendampingi saya. Saya kan tak bisa larang juga. Saya kira kan semua sudah tua sama tua, jadi sama-sama bisa mengerti lah,” ungkap Ansar.
Ketika apel, kata Ansar, ia juga menyampaikan kepada inspektorat, jika ada temuan-temuan diberikan dan dibahas kepada Marlin Agustina sebagai Wakil Gubernur Kepri. Dan hasilnya kemudian di laporkan ke pihaknya sebagai Gubernur Kepri. Hal itu, agar Ansar dapat mengambil kebijakan.
“Nah, kalau persoalan-persoalan politik saya kira biasa-biasa saja yaa kan? Saya berfikir bekerja sajalah. Kan pilkada masih lama. Kalau masih lama, kita kerja dululah. Karena ini amanah. Saya tidak pernah memblok ibu (Marlin-red) ke acara-acara apa saja. Persoalan dia mau datang atau tidak, mungkin karena kesibukan beliau, atau sibuk mendampingi pak Rudi (Walikota Batam yang juga Suaminya-red),” ucap Ansar.
Dalam kesempatan itu pula, Ansar sempat menceritakan pengalamannya ketika menjadi Wakil Bupati Bintan mendampingi Huzrin Hood. “Ketika saya menjadi Wakil Bupati pak Huzrin Hood, pagi-pagi saya sudah keruangan pak Bupati. Saya tanya itu, tugas saya hari ini apa saja pak Bupati. Kan begitu,” ungkapnya.
Sepanjang ungkapan Ansar, Ansar sempat mengungkapkan hal seakan membuat dirinya kecewa ketika berkegiatan di Batam, disaat dirinya sedang membagi-bagikan bantuan untuk Warga Batam. Pasalnya, ketika berkegiatan di Batam. tak satupun Lurah Camat hadir menyambutnya dan mendampinginya.
“Kalau hampir saya acara di Batam pun, yaa paling-paling pak Sekda. Yaa kadang-kadang seperti tadi pun, satupun tak ada. Camat tak ada, Lurah tak ada, yang mewakili Walikota Batam tak ada, tapi saya tidak tau lah. Padahal warga yang kita kasih tadi tuh, warga Batam juga. Inikan kerja pemerintah bukan kerja pribadi,” cerita Ansar yang menggambarkan kekecewaannya sebagai orang nomor satu di Kepri.
“Kalau kerja pemerintah, kita harus sama-sama dong. Karena ini kan kewajiban kita untuk masyarakat Batam. Tapi saya tidak tau lah, kan semua beda-beda punya pemikiran. Sekali lagi, semua kan sudah sama-sama tua,” kata Ansar.
“Saya kan Gubernur kepri, kan termasuk salah satunya kota Batam. Kalau saya ke kabupaten kota lainnya, luar biasa para Bupatinya menyambut kita. Tapi sudahlah, kita semualah bisa menilai. Yang terpenting semua program berjalan terus,” sambung Ansar
Dalam kesempatan itu pula, Ansar sempat buka-bukaan soal pertemuannya dengan Rudi di hotel Radisson Batam, yang membahas sebuah kesepakatan politik saat akan berpasangan dengan Marlin Agustina.
“Waktu itu ketemu di Radisson, saksinya adalah. pak Ma’ruf, saya, pak Ade Angga. Nah, Beliau (Rudi-red) waktu itu minta kita tidak mencalonkan untuk Walikota Batam. Waktu itukan kita sudah mau usung pak Ahmad Hijazi. Karena permintaan biar solid kita ya kan. Lalu bergeningnya apa? Bergeningnya, sebelah (Kubuh Nasdem-red) tidak mencalonkan di Bintan. Waktu itukan Bintan calon tunggal awalnya. Ternyata taunya mencalonkan. Saya kan tanya, gimana ini, kok bisa mencalonkan. Oh itu diluar kemampuan saya, kalau ini juga diluar kemampuan saya, kan bisa saya jawab juga. Jadi itulah cerita menyeluruhnya,” kata Ansar menceritakan kesepakatannya bersama Rudi.
Ditempat itu, Ansar sebenarnya enggan membahas terkait isu keretakan hubungannya bersama Wakilnya. Namun, Ansar merasa risi ketika berkunjung ke kabupaten kota lain, selalu ditanya oleh para Bupati soal hubungannya bersama Marlin Agustina.
“Tapi kan saya sebenarnya tidak maulah cerita soal ini. Tapi karena sering saya dengar dari teman-teman saya, bahkan para Bupati. Setiap ketemu di kirim tuh perjanjian politik. Siapapun diperlihatkan, diperlihatkan tuh perjanjian. Artinya itu orang yang ingin mencari popularitas dengan cara, kalau menurut saya sih itu murahan. Bangun saja daerah, sama-sama kita, ayo adu argumentasi kita. Itu lebih bagus! Daripada pakai cara-cara itu. Yang jelas, saya tidak akan mengkhianati orang lain kalau orang itu tidak mengkhianati dulu!, tegas Ansar.
Lebih lanjut, Ansar juga buka-bukaan soal bagi-bagi kursi dibawah kepemimpinannya di Kepri.
“Lalu, saya tetap kasih porsi lah. Yakin lah itu! Tapi kan saya ingin kepri ini reflekasi dari semua kabupaten kota lah. Kalau tujuh. Paling kita rolling kita ganti untuk mengisi jabatan. Saya bisa berikan lah, Batam satu, kabupaten kota lain satu. Supaya tidak di dominasi oleh satu wilayah. Kalau saya egois, ini bisa saya kasih ke kabupaten Bintan semua ini. Tapi kan bukan itu! Didalam itu banyak OPD OPD kita ESDM nya bagus-bagus, kita pakai dan manfaatkan sama-sama. Ini kerja kolektif bersama,” tegas dia lagi.
“Biar teman-teman dengar secara menyeluruh. Saya komit sama orang kalau orang komit sama kita. Kenapa kalau orang tidak komit sama kita, kita harus komitmen memenuhi itu. Apa yang tidak komit, biar pak Ade Angga saja yang menjelaskan,” ucap Ansar dihadapan para awak media.
Sebelum Ansar usai memberikan pernyataan, Gubernur Kepri itu sempat memberikan sindiran yang seakan menyasar kepada Rudi yang juga merupakan Ketua NasDem Kepri.
“Berfikir kita benar sendiri, kita biasa menggunakan cara-cara begitu. Sama orang lain belum tentu bisa. Mungkin di masa lalu bisa, sama yang lain. Tapi sama kita tidak bisa. Gitu ya! Kita ini orang politik, tidak bisa main tekan main ini, tidak bisa! Kita mesti main kompromi. Dan kompromi ini mesti ada nantinya. Biar saja ini berjalan. Yang penting program jangan stagnan. Kan saya kira tak pengaruh lah dengan masyarakat. Hadir tak hadir pejabat pas saya acara jalan terus. Bantuan jalan terus tuh. Tak ada masalah itu. Tenang aja, kita ini sudah tua-tua. Pandai-pandailah kita nanti menyelesaikan nya itu. Kan ini biasalah pengantin baru. Tapi juga jangan terlalu lama pengantin barunya. Yaa kan,” jelas Ansar.
“Yang penting masing-masing mengerti, saya ini, pimpinan saya si A, bukan si B gitu yaa. Kalau juga tak ngerti. Bahwa pimpinan saya si A, tapi ikut perintah si B, susah mau selesai. Nah saya kira masing-masing bisa mengerti. Kan ibu (Marlin-red) Wakil Gubernur saya. Jadi kita sama-sama, tapi saya tidak pernah kok memblok-memblok ini itu. Tugas apa saya kasih, gitu,” terangnya.
Pertemuan dengan Awak media, Ansar didampingi oleh beberapa unsur pimpinan di Provinsi Kepri dan hadir pula Ade Angga Ketua Golkar Kota Tanjungpinang.
(Red)