Ungkap Soal Keretakan Hubungan Ansar-Marlin, Ade Angga Sebut inisial R Yang Justru Mengkhianat Kesepakatan Politik

“Kalau hampir saya acara di Batam pun, yaa paling-paling pak Sekda. Yaa kadang-kadang seperti tadi pun, satupun tak ada. Camat tak ada, Lurah tak ada, yang mewakili Walikota Batam tak ada, tapi saya tidak tau lah. Padahal warga yang kita kasih tadi tuh, warga Batam juga. Inikan kerja pemerintah bukan kerja pribadi,” cerita Ansar yang menggambarkan kekecewaannya sebagai orang nomor satu di Kepri.

“Kalau kerja pemerintah, kita harus sama-sama dong. Karena ini kan kewajiban kita untuk masyarakat Batam. Tapi saya tidak tau lah, kan semua beda-beda punya pemikiran. Sekali lagi, semua kan sudah sama-sama tua,” kata Ansar.

“Saya kan Gubernur kepri, kan termasuk salah satunya kota Batam. Kalau saya ke kabupaten kota lainnya, luar biasa para Bupatinya menyambut kita. Tapi sudahlah, kita semualah bisa menilai. Yang terpenting semua program berjalan terus,” sambung Ansar

Dalam kesempatan itu pula, Ansar sempat buka-bukaan soal pertemuannya dengan Rudi di hotel Radisson Batam, yang membahas sebuah kesepakatan politik saat akan berpasangan dengan Marlin Agustina.

“Waktu itu ketemu di Radisson, saksinya adalah. pak Ma’ruf, saya, pak Ade Angga. Nah, Beliau (Rudi-red) waktu itu minta kita tidak mencalonkan untuk Walikota Batam. Waktu itukan kita sudah mau usung pak Ahmad Hijazi. Karena permintaan biar solid kita ya kan. Lalu bergeningnya apa? Bergeningnya, sebelah (Kubuh Nasdem-red) tidak mencalonkan di Bintan. Waktu itukan Bintan calon tunggal awalnya. Ternyata taunya mencalonkan. Saya kan tanya, gimana ini, kok bisa mencalonkan. Oh itu diluar kemampuan saya, kalau ini juga diluar kemampuan saya, kan bisa saya jawab juga. Jadi itulah cerita menyeluruhnya,” kata Ansar menceritakan kesepakatannya bersama Rudi.

Ditempat itu, Ansar sebenarnya enggan membahas terkait isu keretakan hubungannya bersama Wakilnya. Namun, Ansar merasa risi ketika berkunjung ke kabupaten kota lain, selalu ditanya oleh para Bupati soal hubungannya bersama Marlin Agustina.

“Tapi kan saya sebenarnya tidak maulah cerita soal ini. Tapi karena sering saya dengar dari teman-teman saya, bahkan para Bupati. Setiap ketemu di kirim tuh perjanjian politik. Siapapun diperlihatkan, diperlihatkan tuh perjanjian. Artinya itu orang yang ingin mencari popularitas dengan cara, kalau menurut saya sih itu murahan. Bangun saja daerah, sama-sama kita, ayo adu argumentasi kita. Itu lebih bagus! Daripada pakai cara-cara itu. Yang jelas, saya tidak akan mengkhianati orang lain kalau orang itu tidak mengkhianati dulu!, tegas Ansar.

Lebih lanjut, Ansar juga buka-bukaan soal bagi-bagi kursi dibawah kepemimpinannya di Kepri.

“Lalu, saya tetap kasih porsi lah. Yakin lah itu! Tapi kan saya ingin kepri ini reflekasi dari semua kabupaten kota lah. Kalau tujuh. Paling kita rolling kita ganti untuk mengisi jabatan. Saya bisa berikan lah, Batam satu, kabupaten kota lain satu. Supaya tidak di dominasi oleh satu wilayah. Kalau saya egois, ini bisa saya kasih ke kabupaten Bintan semua ini. Tapi kan bukan itu! Didalam itu banyak OPD OPD kita ESDM nya bagus-bagus, kita pakai dan manfaatkan sama-sama. Ini kerja kolektif bersama,” tegas dia lagi.

“Biar teman-teman dengar secara menyeluruh. Saya komit sama orang kalau orang komit sama kita. Kenapa kalau orang tidak komit sama kita, kita harus komitmen memenuhi itu. Apa yang tidak komit, biar pak Ade Angga saja yang menjelaskan,” ucap Ansar dihadapan para awak media.

Sebelum Ansar usai memberikan pernyataan, Gubernur Kepri itu sempat memberikan sindiran yang seakan menyasar kepada Rudi yang juga merupakan Ketua NasDem Kepri.

“Berfikir kita benar sendiri, kita biasa menggunakan cara-cara begitu. Sama orang lain belum tentu bisa. Mungkin di masa lalu bisa, sama yang lain. Tapi sama kita tidak bisa. Gitu ya! Kita ini orang politik, tidak bisa main tekan main ini, tidak bisa! Kita mesti main kompromi. Dan kompromi ini mesti ada nantinya. Biar saja ini berjalan. Yang penting program jangan stagnan. Kan saya kira tak pengaruh lah dengan masyarakat. Hadir tak hadir pejabat pas saya acara jalan terus. Bantuan jalan terus tuh. Tak ada masalah itu. Tenang aja, kita ini sudah tua-tua. Pandai-pandailah kita nanti menyelesaikan nya itu. Kan ini biasalah pengantin baru. Tapi juga jangan terlalu lama pengantin barunya. Yaa kan,” jelas Ansar.

“Yang penting masing-masing mengerti, saya ini, pimpinan saya si A, bukan si B gitu yaa. Kalau juga tak ngerti. Bahwa pimpinan saya si A, tapi ikut perintah si B, susah mau selesai. Nah saya kira masing-masing bisa mengerti. Kan ibu (Marlin-red) Wakil Gubernur saya. Jadi kita sama-sama, tapi saya tidak pernah kok memblok-memblok  ini itu. Tugas apa saya kasih, gitu,” terangnya.

(Pur)