“Memberi pemahaman kepada ribuan karyawan Pelindo itu yang sulit”
AlurNews.com, Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengumumkan secara resmi menggabungkan empat BUMN pelabuhan. Keempat BUMN pelabuhan tersebut adalah PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero). Dengan peleburan ini maka akan menjadi Pelabuhan Indonesia (Persero).
Pengamat BUMN, Kiki Rizki Yoctavian ketika dimintai pendapatnya mengatakan bahwa memang itu adalah program lama dan berhasil dilakukan di masa Menteri BUMN Erick Thohir sekarang. Tak lepas juga peranan Wakil Menteri II Kartiko Wirjoatmodjo dalam menyatukan visi empat perusahaan pelabuhan itu.
“Dulu mungkin agak sulit memang menyatukan empat pelabuhan yang memiliki wilayah masing-masing. Mereka harus menghitung secara detail logistic cost, belum lagi tentang visi perusahaan yang berkaitan dengan Capex atau Belanja Modal (Capital Expenditure)”, ujar pengamat BUMN ini yang pernah menjabat sebagai Komisaris BUMN di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk periode 2015-2020.
“Wamen II Pak Kartiko sukses, tentunya sesuai dengan roadmap Kementerian BUMN yang dipimpin Pak Erick Thohir. Entitas Pelindo ini berbeda-beda. Dan tak kalah pentingnya bisa memberi pemahaman kepada serikat karyawan pelabuhan”, puji aktivis PENA98 ini.

“Integrasi, standarisasi dan layanan serta sumber daya ini menjadi penting. Saya pikir mereka (Pelindo) akan lebih fokus ke kluster bisnis masing-masing dari pada melakukan operasional berdasarkan wilayah. Kita hitung mereka memiliki banyak entitas, ini menjadi modal untuk fokus mengembangkan bisnis ke depan. Lalu kalau mau IPO baiknya Pelindo memilih opsi-opsi lain dulu. IPO memang berpeluang dilakukan akan tetapi coba untuk “berdikari” kalaupun akan melakukan IPO baiknya secara bertahap saja. Ini penting juga agar ada stimulus untuk karyawan dapat memiliki employee stock ownership plan (ESOP) saham”, beber Kiki secara lugas.
sumber : Presnas PENA98


















